Sabtu, 15 Juni 2013

Alasan Mengapa Batik Sulit Laris di Pasar Internasional

Alasan Mengapa Batik Sulit Laris di Pasar Internasional


Jakarta - Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang eksistensinya telah diakui industri mode internasional. Berbagai selebriti dunia seperti Jessica Alba mengenakannya dan desainer Amerika, Diane von Furstenberg pun mengaplikasikannya ke dalam koleksinya. UNESCO pun telah menetapkan batik milik Indonesia setelah ada negara lain yang mengklaimnya.

Dari ribuan motif yang berasal dari berbagai penjuru di Indonesia, berjejer produk siap pakai seperti busana, aksesori, perabotan rumah tangga hingga materi mentah yang bisa digunakan untuk membuat produk-produk unik. Namun, mengapa sulit sekali batik untuk menembus pasar internasional secara massal dan laris dibeli orang di seluruh dunia?

Berangkat dari rasa penasaran ini, Wolipop berbincang dengan desainer sekaligus Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Ditemui di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (23/11/2012), Nuna, panggilan akrabnya, memaparkan opininya tentang kesulitan batik diterima dan diaplikasikan masyarakat dunia.

Yang pertama ia lihat adalah fakta dimana diversifikasi batik belum terlalu kuat. "Kita harus tahu dulu pasar sukanya apa? Jepang, Amerika dan Eropa pasti suka motif batik yang beda. Enggak bisa disamain yang laku dijual di sini terus dipasarin di luar negeri," ujarnya.

Hal ini berkaitan dengan 'taste' yang dimiliki tiap orang. Ini juga mengingatkan kita akan gaya Eropa yang didominasi Paris dan Milan untuk urusan mode. Milan yang gaya desainnya sangat kental nuansa dekoratif, tradisi dan glamor sangat bertolak belakang dengan Paris yang siluetnya bersih, struktural dan mengedepankan pakem timeless.

Di Asia pun demikian, Jepang yang menyukai garis rancang yang minimalis modern sangat berlawanan dengan China yang serba klasik maksimalis. Nuna pun melanjutkan, akan dijadikan apa batik nantinya setelah diekspor?

Apakah akan jadi produk fashion, upholstery (kain pelapis) atau home furnishing? Semuanya membutuhkan kejelasan akan materi yang digunakan dan motif yang sesuai. Untuk fashion, materi yang digunakan mungkin harus halus, ringan dan fleksibel motifnya. Namun jika dibuat menjadi sofa, tentunya membutuhkan materi yang lebih tebal dan proses pengerjaannya mungkin tidak dengan tangan.

"Quality control harus jelas. Batik is a craft fabric. Saat order terjadi harus teliti benar dan menjelaskan kelebihan dan kekurangannya, misalnya motif dan warna tidak bisa konsisten jika dikerjakan tangan," papar pria yang juga mengajar di Institut Kesenian Jakarta ini.

Industri mode internasional yang saat ini sedang dihantam krisis ekonomi tentunya juga beradaptasi dengan garis rancangan yang simpel dan siap pakai. Produk yang tadinya dikerjakan secara detail terpaksa mengalami penyederhanaan untuk menekan ongkos produksi. Hal inipun harus menjadi pertimbangan saat membawa batik ke pasar internasional.

"Di sini (Indonesia), orang kebanyakan beli kain batik yang mewah dan bagus itu satuan. Sedangkan saat klien internasional pesan, pasti ribuan. Harus bisa menjaga konsistensi warna, motif dan kualitas dari karya pengrajin yang membuat batik dengan tangan," jelasnya. Bisa dibayangkan total harganya dan segala risiko pengiriman yang harus ditanggung pemesan.
(sumber artikel : http://wolipop.detik.com/read/2012/11/27/083215/2102179/233/alasan-mengapa-batik-sulit-laris-di-pasar-internasional)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Jumat, 14 Juni 2013

Sejarah Asal Mula Nama Indonesia

Sejarah Asal Mula Nama Indonesia


Pada zaman purba, kepulauan Indonesia disebut dengan berbagai macam nama. Dalam catatan Tionghoa, kawasan kepulauan tanah air ini dinamai Nan-Hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta ‘dwipa’ (pulau) dan ‘antara’ (luar/seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebutnya Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Bahkan, sampai sekarang jemaah haji kita masih sering dipanggil “jawa” oleh orang Arab, meskipun orang luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab, Sumatera disebut Samathrah, Sulawesi disebut Sholibis, Sunda disebut Sundah, dan semua pulau itu dikenal dengan Kulluh Jawi (semua Jawa).

Bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, kawasan yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok adalah “Hindia”. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan Indonesia memperoleh nama “Kepulauan Hindia” atau “Hindia Timur”. Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).

Pada masa penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang pada 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal juga dengan nama Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebut Kepulauan Indonesia, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” (‘insula’ adalah bahasa Latin yang berarti pulau). Namun, nama Insulinde ini kurang populer.

Pada 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker, yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu nama untuk Indonesia yang tidak mengandung unsur kata ‘india’. Nama itu adalah ‘Nusantara’, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Kitab Pararaton, kitab kuno Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad 19 yang lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada 1920.

Pengertian nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian nusantara pada masa Majapahit. Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (‘antara’ berarti luar/seberang dalam Sansekerta), dan Jawa disebut Jawadwipa. Sumpah Palapa Gajah Mada juga berbunyi “lamun huwus kalah nusantara, ingsun amukti palapa” yang berarti “kalau pulau-pulau seberang telah kalah, barulah aku akan istirahat”.


Oleh Dr. Setiabudi, kata ‘nusantara’ yang pada masa Majapahit berkonotasi penjajahan itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli ‘antara’, Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu ‘nusa di antara dua benua dan dua samudera’, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Dr. Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif nama Hindia Belanda. Hingga kini, istilah nusantara tetap dipakai untuk menyebutkan Indonesia.

Pada 1847, di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia. Kemudian pada 1849, seorang ahli etnologi Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), bergabung dalam redaksi majalah tersebut.

Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel “On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations”. Dalam artikelnya, Earl menegaskan sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (‘nesos’ berarti pulau dalam bahasa Yunani). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: “the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians”.

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Earl juga berpendapat bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

Dalam JIAEA volume IV itu juga, halaman 252-347, Logan menulis artikel “The Ethnology of the Indian Archipelago”. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf ‘u’ digantinya dengan huruf ‘o’ agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan: “Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago”.

Ketika mengusulkan nama “Indonesia”, agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini pun menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.

Pada 1884, guru besar etnologi di Universitas Berlin, Adolf Bastian (1826-1905), menerbitkan buku “Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel” sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada 1864-1880. Buku Bastian inilah yang mempopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam “Encyclopedie van Nederlandsch-IndiĆ«” tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan.


Orang pribumi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke Belanda pada 1913, beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama “Indonesische Pers-bureau”. Nama Indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917).

Sejalan dengan itu, sebutan inlander (pribumi) diganti dengan Indonesiƫr (orang Indonesia).
Pada 1922, atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk pad 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya:
“Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik, karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya”.

Di Indonesia, Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada 1925, Jong Islamieten Bond membentuk Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama “Indonesia”.

Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda. Pada Agustus 1939, tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat / parlemen Hindia Belanda); Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch-Indie”. Namun, Belanda menolak mosi ini.

Ketika pendudukan Jepang pada 8 Maret 1942, secara otomatis lenyaplah nama “Hindia Belanda”. Lalu pada 17 Agustus 1945, seiring dengan proklamasi kemerdekaan, lahirlah Republik Indonesia.
(sumber artikel : http://www.keajaibandunia.net/663/sejarah-asal-mula-nama-indonesia.html)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Kamis, 13 Juni 2013

Pesona Batik Aceh

Pesona Batik Aceh 


Propinsi Aceh yang beberapa tahun lalu sempat terkena tsunami itu, ternyata menyimpan batik nan khas. Dikatakan khas karena keindahan motif dan falsafahnya tentu mempunyai nilai rasa tersendiri. Kuatnya pengaruh Islam yang ada di Aceh juga mewarnai ragam motif batik Aceh.

Corak dan variasi batik dari Aceh jelas berbeda dengan batik dari daerah lain di Indonesia. Batik aceh berani memainkan warna seperti merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya dengan menampilkan unsur alam dan budaya.

Motif yang ada pada batik Aceh mengandung falsafah hidup masyarakatnya.  Berikut contoh-contoh motif dan artinya.

1. Motif pintu menunjukkan ukuran tinggi pintu yang rendah yang menggambarkan kepribadian orang Aceh. Rumah adat Aceh memang berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan yang lapang. Hal ini melambangkan kepribadian rakyat Aceh, yaitu rakyat Aceh memiliki tabiat dan adat istiadat tidak mudah terbuka dengan orang asing namun dapat menjadi sangat baik bahkan bagaikan saudara kandung bila sudah saling mengenal.

2. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi pada rumah adat Aceh. Motif ini melambangkan bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah untuk menerima perbedaan.

3. motif bunga jeumpa/bungong jeumpa (bunga kantil) diambil karena banyak terdapat di Aceh dan bentuknya sangat indah.

Pada masyarakat Aceh, motif ini kerap digunakan sebagai busana formal ataupun non-formal. Sesuai dengan tradisi masyarakat Aceh, busana batik Aceh pun disesuaikan sesuai dengan hukum syariat yang diterapkan. Pada batik perempuan biasanya diwarnai dengan model panjang dan longgar.

Tidak mudah untuk menghasilkan batik Aceh yang sempurna. Beberapa tahap dilakukan, mulai dari mencapnya, mewarnai kain, menutup ukiran pola atau nembok, serta merebusnya dengan campuran air raksa dan lilin. Waktu pengerjaan untuk satu kain batik pun, ukuran sekitar 2,5 meter, membutuhkan waktu cukup lama, yaitu antar satu sampai satu setengah hari.

Batik Aceh dapat kita temukan antara lain di sentra batik di Desa Meunasah Manyang, Kabupaten Aceh Besar.
(sumber artikel : http://www.kriyalea.com/pesona-batik-aceh/)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Rabu, 12 Juni 2013

Motif Batik Indonesia

Motif Batik Indonesia

Motif Batik
Motif batik-adalah sebuah kreatifitas yang terlahir dari seorang pengrajin batik dengan sentuhan budaya di daerah mereka. Ditinjau dari sisi bahasa merupakan sebuah keanekaragaman yang timbul secara alamiah yang mampu melahirkan sebuah pola yang menjadi ciri khas di daerah tersebut. Ada banyak sekali pengrajin batik di indonesia dan bahkan di dunia yang secara khusus meahami pola batik yang tersebar di Indonesia, dan mereka berangsung-angsur menekuni seni batik ini dan meyakini bahwa batik dan segala sesuatu yang ada didalamnya termasuk sebagai budaya cagar alam indonesia. Hak ini dapat diketahui dari ciri khas pola batik itu sendiri yang telah direpresentasikan dalam bentuk bahan, hem, sprei, gordain , dan lain sebagainnya.

Motif Batik Berdasarkan Daerah.

Motif batik kini telah menjadi standar bagi berbagai kalangan, dengan melihat dari texturenya saja orang akan mengetahui asal motif ini. Dengan adanya keanekaragaman seperti ini sangatlah memudahkan bagi orang untuk menentukan pilihan motif yang mereka suka, dan tentunya ini dapat membantu para konsumen untuk lebih mudah lagi mencari motif  yang sejenis. Untuk memperkaya pengetahuan anda memahami pola batik Indonesia, hal ini akan dibagi berdasarkan lokasi kemunculan kerajinan batik di kota-kota di Indonesia termasuk kota Pekalongan. Berikut ini adalah beberapa motif yang telah kami bedakan dari daerah asal batik tersebut dan sedikit penjelasan singkat mengenai kemuncula, teknik dan hal-hal lain yang berkaitan dengan motif ini.

Motif Batik Bali
Motif Batik
Kota bali merupakan pulau yang terletak di bagian timur indonesia yang memiliki pesona yang indah dimata Indonesia dan bahkan dunia. Tidak hanya sekedar candi-candi, dan pantainya yang banyak menjadi perhatian oleh warga, namun Pulau bali ini juga memiliki kesenian membatik. Bali bisa dipastikan memiliki perpaduan corak yang ada didalam negeri maupun luar negeri. Banyaknya wisatawan yang membawa barang-barang yang bermotif ikut mempengaruhi perubahan desain batik di Bali. Adapun batik bali juga dipengaruhi oleh batik dari jawa, seperti batik pekalongan. Bisa dikatakan motif-motif yang ada di bali cukup berani bermain dengan warna yang terang dan berfariatif.

Motif Batik Banyumas
Motif Batik
Motif yang terdapat di daerah Banyumas kebanyakan memiliki bentuk menyerupai tanaman, baik itu bunga, daun dan sejenisnya. Walaupun ada beberapa pembuat batik di banyumas yang membuat batik dengan motif yang berbeda. Batik Banyumas hampir memiliki kesamaan dengan motif Jonasan. Motif Jonasan merupakan kumpulan motif-motif yang tidak tersusun secara geometris dengan penggnaan warna dasar hitam dan coklat. Jika anda mengamati memang akan nampak sedikit berbeda dari biasanya, namun hal ini tentunya sama saja karena motif sangat berfariasi, dan hasilnyapun beragam. Pembahasan batik banyumas dapat dibaca pada artikel lengkapnya yang membahas khusus mengenai motif Banyumas.

Motif Batik Madura
Motif Batik
Secara singkat jika kita perhatikan pada pola batik madura memiliki keunikan tersendiri, motif madura cenderung banyak bermain pada pola-pola yang sederhana namun pola ini dibentuk serapi mungkin hingga menghasilkan motif yang menarik. Motif madura cenderung meyukai warna yang cerah selain itu hal ini dipadukan dengan karya seni mereka seperti membentuk motif binatang dan tumbuhan yang banyak disukai. Proses pembuatannya pun sama seperti batik-batik yang lainnya yaitu secara tradisional, penggunaan pewarnaan yang alami ikut menjadi nilai tersendiri yang dapat meningkatkan nilai jual batik madura di kancah internasional.

Motif Batik Malang
Motif Batik
Batik malang terkenal dengan motif batiknya yang cenderung cerah, misalkan saja warna hijau kemudian di timpa dengan warna putih, kemudian bahan berwarna putih di timpa dengan merah. Rata-rata batik malangan ini ber pola seperti bunga dan tanaman, walaupun memang ada beberapa motif yang menggambarkan kejujuran, keberanian , dan singosari, seperti misalnya motif malangan yang hanya bermain di warna saja tanpa adanya pola yang membentuk sebuah benda.


Motif Batik Pekalongan
Motif Batik
Kebanyakan motif dari pekalongan dipengaruhi oleh kebudayaan china dan ukiran-ukiran dari Cirebon yang dibawa oleh para pedagang yang singgah di Kota Pekalongan, karena letak dari kota Pekalongan sangat strategis sekali dari berbagai negara yang datang untuk sekedar menginap. Sedangkan dari cirebon banyak memperngaruhi batik di Pekalongan dalam bentuk ukiran kayu. Motif yang ada di pekalongan dibagi menjadi 7 motif baik,mereka adalah Jlamprang, buketan, terang bulan, semen, pisan bali, lung-lungan dan sekar jagad. Sedangkan bentuk batiknya lebih menyerupai bunga, binatang, dan daun-daunan.

Motif Batik Solo
Motif Batik
Ciri khas batik dari solo sering disebut batik sogan aka batik yang memiliki motif berwarna kecokltan. Sedangkan motif solo yang ada sekarang ini justru diambil dari sebuah makna filosofi yang kemudian di persembahkan pada sebuah motif. Batik Solo juga masih menerapkan konsep tradisional, dan penggunaan bahan pewarnanya juga sebagian besar masih menggunakan bahan-bahan yang dihasilkan dari dalam negeri, seperti soga jawa dan bahan lainnya.

Motif Batik Tasik
Motif Batik
Batik memang bukan hanya ada di daerah kepulauan jawa saja, batik kini berkembang di berbagai daerah jawa barat , bahkan bali dan dunia. Masing-masing memiliki ciri khas pada motif yang mereka ciptakan. Motif yang ada pada komunitas pebatik di tasik hampir sama dengan kota-kota lainnya, yaitu cenderung banyak bermotif alam flora dan fauna kentaldengan nuansa Parahyangan seperti burung, bunga-bungaan. Sedangkan untuk pewarnaannya, batik tasik memiliki ciri khas merah, coklat, dan hitam.

Motif Batik Aceh
Motif Batik
Sekilas bila dilihat, pada batik Aceh memiliki corak yang cenderung lebih besar dari pola batik lainnya. Motif yang sepertinya menggunakan teknik batik cap, dan ada pula batik tulis dari Aceh yang beraneka ragam. Motifnya cenderung hampir sama dari daerah ke daerah yang lainnya, mereka akan mengambil pola-pola yang menyerupau dengan binatang, bunga, daun-daunan bahkan budaya mereka masing-masing dapat diangkat menjadi tema untama batik yang akan mereka buat. Sedangkan hal lainnya yang melekat pada batik aceh adalah nilai falsafah yang benar-benar mencerminkan masyarakat Aceh itu sendiri.

Motif Batik Cirebon
Motif Batik
Memiliki cirikhas sendiri dalam membuat motif , salah satu motif yang menjadi ciri khas kota Cirebon adalah batik Mega Mendung. Dengan membuat pola sepertu awan yang dibuat secara menyambung menjadi bentuk awan. Motif ini menjadi ciri khas batik di cirebon. Namun kota Cirebon juga menyinpan banyak motif andalan mereka seperti batik kompeni transportasi, batik kupu-kupu, batik ikan laut dan banyak yang lainnya.

Motif Batik Jombang
Motif Batik
Pertama kali muncul batik jombangan sejak tahun 1993, diawali oleh salah seorang warganya yang mencoba membuat sebuah kerajinan batik yang kemudian diikuti oleh warga lainnya. Batik jombang berkiblat kepada solo yang pada waktu itu kaya akan motifnya. Motif jombanga atau jombangan diadaptasikan dengan pola-pola candi arimbi yang terdapat di daerahnya, yang berbentuk segi tiga. Sedangkan penggunaan warna pada batik jombang ini sebagian menggunakan warna alami dan warna hasil sisa limbah.

Motif Batik Banten
Motif Batik
Batik banten mulai dikenal oleh masyarakat sekitar tahun 2002, tentunya banyak sekali hal yang terjadi mengapa batik mulai singgah di kota banten saat itu. Tentu saja  hal ini juga tidak luput dari pengaruh dari daerah-daerah lain yang menginspirasi kota banten ini untuk berani memulai membuat batik. Batik banten sangat beragam diantaranya motif  datulaya, mandalikan, pasulaman dan banyak lagi. Batik ini memiliki warna-warna yang meriah, coba anda perhatikan saja salah satu motif  dari Banten yang dinamakan Pasepen, motif ini memiliki makna Tempat raja Bermeditasi, batiknya digambar kan berpola kota- berjejeran.

Motif Batik Tulungagung
Motif Batik
Batik ini sangat berani dalam memainkan warna, warna yang banyak digunakan unduk membuat batik tulung agung adalah hitam dan coklat, jadi tidak heran apabila ketika anda berkunjung disalah satu butik batik di tulung agung, anda akan mendapati berbagai macam batik warna hitam dan coklat. Motif tulung agung seperti buket ceprik gringsing, buket ceprik pacit ungker. Motif ini merupakan salah satu dari 83 motif yang ada du Tulungagung.

Motif Batik Kediri
Motif Batik
Kota Kediri salah satu kota yang juga melestarikan budaya membatik. Kota kediri juga memiliki ciri khas tersendiri dalam membuat pola dan warnanya. Tidak berbeda jauh dengan motif batik indonesia lainnya,  batik kota Kediri sangat khas dengan bulatan - bulatan kecil yang membuat betuk secara keseluruhan kain batik ini menjadi sangat elegan bila dikenakan. Memang akan terkesan demikian, bahkan apabila sudah bermain warna pasti akan sangat menarik lagi. Motif  kediri yang lainnya juga ada, cukup mengesankan dengan melihat batik yang unik dari Kediri.

Motif Batik Kudus
Motif Batik
Anda seolah-olah akan merasa bahwa anda memiliki presepsi yang berbeda apabila melihat motif kudus. Pasalnya kebanyakan dari batik kudus ini berasal dari Pekalongan, jogjakarta, dan solo, yang riwayatnya dulu banyak pedagang cina yang membawa batik yang dibawa ke kota Kudus. Banyak dari warga pribumi diminta untuk membuatkan batik seperti yang dibawa oleh pedagang cina tersebut. Namun batik kudus tidak terbatas, ada beberapa motif yang berasal dari kudus yang mencerminkan kepribadian kota kudus.

Motif Batik Jepara / Kartini
Motif Batik
Batik Jepara bisa dibedakan menjadi dua jenis, motif lama dan motif baru. batik jepara lama memiliki pola dengan warna lung hitam, gajah coklat, flora dan fauna daun ulir hijau dan lainnya. Kemudian  batik baru Jepara adalah batik tulis yang banyak variasinya. Jepara sendiri juga terkenal dengan sebutan Batik kartini. Anda akan menemukan berbagai macam motif di kota Jepara.

Banyak sekali ragam motif batik di Indonesia, hampir seluruh kota yang ada di Indonesia memiliki motif  yang mencerminkan daerahnya masing-masing. Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan, kesenian dan kekayaan alam kita. Pada waktu UNESCO mendeclare bahwa Batik sebagai warisan Budaya Indonesia, nama batik ini kian populer di telinga masyarakat Indonesia dan dunia.
(sumber artikel : http://motifbatikindonesian.blogspot.com/)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Selasa, 11 Juni 2013

Batik Khas Madura - Batik Tanjung Bumi

Batik Khas Madura - Batik Tanjung Bumi

Batik Khas Madura dari Tanjung Bumi merupakan pesona batik nusantara dari Pulau Madura yang telah menjadi khas orang indonesia dan telah menjadi kebiasaan umum untuk digunakan dalam perayaan tertentu ataupun hanya sekedar untuk pakaian sehari-hari. Batik indonesia telah diakui sebagai salah satu pakaian budaya indonesia oleh UNESCO dan ditetapkan tanggal 2 Oktober sebagai hari Batik Nasional. (Sumber: arumsekartaji.wordpress.com).

Batik Tanjung Bumi Madura merupakan salah satu dari sekian produk batik dari berbagai produsen batik di seluruh negeri yang notabene mempunyai motif tersendiri dalam hal pengemasan batik yang diimplementasikan ke dalam selembar kain untuk selanjutnya di motif sesuai dengan apa yang telah ada sebelumnya. Batik dengan ciri tertentu inilah yang menjadi sumber kekayaan berbagai macam model cara pembuatan batik di Indonesia.

Batik Khas Madura sebagaimana batik pada umumnya membutuhkan kehalusan, keuletan, kesabaran, ketelatenan tingkat tinggi agar tercipta kain batik yang benar-benar berkualitas. Belajar cara membuat batik-pun membutuhkan waktu yang tidak sedikit bahkan mungkin membutuhkan waktu sekitar 1 tahun agar benar-benar tau bagaimana proses membatik yang benar dengan tidak meninggalkan motif yang telah menjadi turun temurun dikalangan para pembatik. Batik Madura lebih terkenal di daerah Tanjung Bumi sebagai salah satu pembuat bahkan produsen batik di Madura yang motifnya bagus dan sering dipakai oleh para pejabat ketika menghadiri acara penting sebagai salah satu pakaian santai ataupun resmi.

Batik Madura yang terletak di Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan ini mempunyai beberapa keunikan dibanding dari daerah lainnya di Indonesia, salah satu motif yang sering digunakan adalah motif burung, kupu-kupu, kapal, perahu, udang dan lain sebagainya dan jika ditotal maka keseluruhan motif Batik Tanjung Bumi ini mencapai sekitar 100 Motif. (Sumber: http://zkarnain.tripod.com/SBAYA-13.HTM).

Harga dari Batik Pulau Madura ini bermacam-macam mulai dari yang paling murah hingga yang paling mahal yaitu sekitar 1 juta keatas. Mungkin alasan salah satunya karna kualitas dari kain batik itu sendiri dan lamanya dalam hal membatik serta motifnya yang sulit. Batik tulis Tanjung Bumi jauh lebih mahal dibanding batik dengan memakai Tehnik Cetak dikarenakan dengan memakai Tehnik mencetak lebih mudah dan lebih cepat pembuatannya daripada dengan Batik dengan tangan untuk menulis di atas selembar kain.

Kain Batik yang telah di tulis tak lantas di pasarkan atau langsung dipakai, batik tersebut di cuci agar lilin yang melekat dalam tulisan tadi berkurang dan tidak meninggalkan sisa jika dipakai oleh pengguna batik. Lilin dalam hal ini memang merupakan salah satu bahan dasar dalam hal membatik dan itu salah satu sebab kenapa tiap kali membatik, seseorang harus segera merendamnya kembali ke tungku tinta batik agar tidak mengeras sehingga dapat menyulitkan dalam hal proses penulisan pada media kain batik. Tinta batik yang dipakai dalam keadaan panas, terlebih dahulu di tiup agar sedikit mengurangi panas yang dapat menyebabkan kain menjadi melepuh jika dipaksakan dalam keadaan suhu tinggi.

Jika anda ingin memiliki batik Madura, akan lebih baik mengunjungi Pusat Batik Madura di daerah Kecamatan Tanjung Bumi dan melihat langsung bagaimana Batik Tanjung Bumi dibuat dengan proses yang cukup rumit dan tentunya proses pembuatan batik ini membutuhkan waktu lebih dari 1 hari serta disarankan untuk menginap entah didaerah Kecamatan Tanjung Bumi atau di Kota Bangkalan tepatnya di Hotel Ningrat.

Tanjung Bumi sebagai sentra penghasil batik di bangkalan yang menjadi ikon batik khas madura lokasinya mudah dijangkau sebagaimana jika diliat dari peta digital dibawah ini dan jika lelah berkeliling disarankan untuk mengunjungi Pantai Siring Kemuning yang juga masih dalam satu wilayah jadi sekalian bisa refreshing menikmati indahnya desiran ombak di salah satu Pantai Terindah Pulau Madura.
(sumber artikel : http://www.tretans.com/2012/09/batik-khas-madura-batik-tanjung-bumi.html)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Senin, 10 Juni 2013

Batik dalam Perspektif Budaya

Batik dalam Perspektif Budaya


Akhirnya, dunia mengakui batik sebagai produk budaya Indonesia. Unesco mengukuhkan batik ke dalam daftar representatif budaya tak benda warisan manusia atau Representative List of Intangible Cultural Heritage. Pengukuhan ini jelas menjadi kebanggaan tersendiri buat bangsa kita setelah melalui berbagai macam cara, negeri jiran, Malaysia, berupaya mengklaim sebagai produk budaya mereka.

batikbatikbatikbatikMeski demikian, kita tidak cukup hanya berpuas diri pasca-pengukuhan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 2 Oktober 2009 itu. Batik tak cukup hanya dilestarikan, tetapi juga perlu terus ditumbuhkembangkan sesuai dengan tuntutan dan dinamika zaman. Dengan kata lain, batik tak hanya berhenti sebatas produk warisan budaya belaka, tetapi juga perlu terus mampu beradaptasi sesuai dengan gerak dan dinamika masyarakat pemakainya.

Dalam perspektif budaya, batik mengandung nilai filosofis yang cukup tinggi, baik dari sisi motif, cara pembuatan, hingga lamanya proses membuat selembar kain batik. Batik menyimbolkan doa dan harapan bagi pemakainya. Bukan hanya itu. Batik juga menunjukkan hasil jerih payah dan kesabaran pembuatnya.

Kurator Museum Batik Jogjakarta, Prayoga, menyatakan, tidak semua penggemar batik paham akan konsep dan filosofi di balik pembuatan kain batik. Pembuat kain batik, lanjutnya, harus dalam kondisi tenang saat membatik. Tak heran, beberapa pembatik harus berpuasa sebelum membatik. “Membatik itu butuh ketenangan. Kita tidak boleh membatik jika sedang gelisah karena akan berpengaruh langsung kepada kain yang kita batik,” tuturnya.

Membatik juga membutuhkan kesabaran dan disiplin ekstra. Dalam satu lembar kain batik, butuh beberapa kali tahap pewarnaan sebelum batik siap dipakai. “Bisa 17 kali kalau memang rumit. Dan, itu memakan waktu. Karena itu, kadang satu batik bisa dibuat hingga satu tahun,” ujarnya.

Kedisiplinan, lanjutnya, ditunjukkan dengan jumlah takaran malam yang pas. “Saat akan membatik, kita harus menakar penggunaan malam dengan pas. Tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang. Jika pekerjaan kita tidak selesai, entah itu malamnya kurang atau berlebih, berarti ada yang salah dengan kita,” kata pria berusia 55 tahun ini.

Dalam budaya masyarakat Jawa, kain batik tidak hanya digunakan untuk sandang atau pakaian. Batik menunjukkan prestise dan berfungsi mengungkapkan sesuatu. “Zaman dahulu, kalau anak laki-laki mau melamar, dia harus membawa kain batik dengan motif tertentu kepada orang tua si gadis. Dia tinggal menyerahkan dan orang tua langsung tahu apa maksudnya,” terangnya.

Dalam perspektif budaya Jawa, setiap motif batik memiliki kandungan makna yang berbeda-beda.
1.Batik Parang atau lereng menurut pakemnya hanya boleh digunakan oleh sentono dalem (anak dari ratu). Lereng berasal dari kata mereng (lereng bukit). Sejarah motif ini diawali ketika terjadi pelarian keluarga kerajaan dari Kraton Kartasura. Para keluarga raja terpaksa bersembunyi di daerah pegunungan agar terhindar dari bahaya.

2. Jenis batik truntum dipakai saat seseorang menggelar pesta hajatan. Motif truntum sendiri ditemukan oleh Istri dari Pakubuwana V. Saat itu beliau sedang menjalani hukuman karena melanggar peraturan kerajaan. Pada suatu malam beliau merenung dan memandangi langit berbintang yang ada di angkasa kemudian beliau menuangkan apa yang dia lihat dengan chanthing sehingga menjadi motif batik truntum.

3. Batik sidamukti dipakai oleh pasangan pengantin. Sidamukti sendiri melambangakan sebuah harapan, jadi seketika sepasang pengantin menggunakan kain sidamukti, maka muncul keinginan untuk mencapai kehidupan baru yang berhasil atau dalam bahasa jawa disebut mukti.

4. Batik sido drajad dipakai oleh besan ketika upacara pernikahan. Cara pemakaian batik juga memiliki nilai pendidikan tersendiri, berikut adalah beberapa uraian dari cara pemakaian kain batik. Bagi anak-anak batik dipaki dengan cara sabuk wolo. Pemakaian jenis ini memungkinkan anak-anak untuk bergerak bebas. Secara filosofis pemakaian sabuk wolo diartikan bebas moral, sesuai dengan jiwa anak-anak yang masih bebas dan belum dewasa dan belum memiliki tanggungjawab moral di dalam masyarakat. Ketika beranjak remaja maka seseorang tidak lagi mengenakan batik dengan cara sabuk wolo melainkan dengan jarit. Panjang jarit yang dipakai memiliki arti tersendiri. Seamakin pajang jarit maka semakin tinggi derajad seseorang dalam masyarakat semakin pendek jarit maka semakin rendah pula strata sosial orang tersebut dalam masyarakat.

Bagi dewasa pemakaian batik memiliki pakem tersendiri antara laki-laki dan perempuan. Pada laki-laki wiru diletakkan di sebelah kiri. Sedangkan pada wanita wiru diletakkan di sebelah kanan, yang berarti nengeni. Artinya seorang putri tidak boleh melanggar khendak suami.

Semoga pengukuhan batik oleh Unesco terus mengilhami para perajin batik untuk terus melakukan inovasi dan mengembangkan kreativitasnya dalam menciptakan motif-motif batik yang sesuai dengan tuntutan dan dinamika zaman, hingga akhirnya tak ada negeri lain yang bisa mengklain batik sebagai produk budaya mereka.
(sumber artikel : http://sawali.info/2009/10/04/batik-dalam-perspektif-budaya/)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Minggu, 09 Juni 2013

Batik Tulis Grobogan

Batik Tulis Grobogan


Selain Sale Pisang dan Gethuk Lindri, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah juga memiliki ikon produk lokal lain yang tidak kalah menarik, yaitu Batik Tulis Grobogan. Meskipun belum lama diperkenalkan, namun respon masyarakat terhadap kreasi Batik Tulis Grobogan sangatlah bagus. Secara kualitas, produk kreasi Batik Tulis Grobogan tidak kalah dengan daerah lain seperti Solo, Pekalongan, maupun Jogja. Bahkan dari segi corak atau motif, Batik Tulis Grobogan dikenal memiliki ciri khas berupa motif tanaman/ tumbuhan.

Kedelai, bambu, jati, dan jagung merupakan motif-motif yang menjadi ciri khas Batik Tulis Grobogan. Motif yang paling popular dan dijadikan sebagai ikon produk lokal Pemerintah Daerah Grobogan adalah motif bambu atau biasa disebut dengan “Pring Sedapur”. Seperti batik tulis pada umumnya, Batik Tulis Grobogan juga diproduksi dengan bahan baku serta teknik pilihan. Pemilihan bahan baku menjadi sangat penting karena berkaitan erat dengan hasil dan kualitas akhir produknya.

Respon positif terkait adanya Batik Tulis Grobogan sangat dirasakan warga Grobogan. Kini mereka memiliki produk khas yang bisa menjadi ciri kekayaan daerah selain produk kuliner.

Spesifikasi Produk :

    Bahan Baku
    Terbuat dari kain pilihan, yaitu kain primisima serta pewarnaan pencelupan remasol
    Kapasitas
    Kapasitas menyesuaikan, mengikuti permintaan; tersedia beragam motif.
    Keunggulan
    Memiliki tekstur yang halus, serta dapat memesan motif kreasi sendiri.
    Harga
    Untuk mengetahui harga kreasi miniature unik tersebut, silahkan hubungi CS kami.
    Berat
    Berat Beserta Kemasan: 40 gram; Ukuran Kemasan: 115 x 200 cm.
    Peluang Usaha
    Peluang usaha bagi Anda yang berminat untuk menjadi Agen/ Reseller Batik Tulis Grobogan di seluruh Indonesia. Ingin tahu lebih lanjut mengenai peluang usahanya, klik disini.
(sumber artikel : http://bisnisukm.com/batik-tulis-grobogan.html)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Sabtu, 08 Juni 2013

Persepsi Mengenai Batik

Persepsi Mengenai Batik

Tidak semudah membalikan telapak tangan. Bvegitulah sekirannya sedikit pandangan tak semudah itu pula mengubah suatu pendapat seseorang. Dan pendapat itu disebut persepsi, Persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya (Bimo Walgito). Terkadang untuk mengubah atau memberikan persepsi suatu hal yang baru sangat sulit. Begitu pula persepsi atau pandangan masyarakat Indonesia mengenai Batik. “Arti kata batik: para sarjana ahli seni rupa, baik yang berkebangsaan Indonesia maupun yang bangsa asing, belum mencapai kata sepakat tentang apa sebenarnya arti kata batik itu. Ada yang mengatakan bahwa sebutan batik berasal dari kata tik yang terdapat di dalam kata titik. Titik berarti juga tetes. Memang di dalam membuat kain batik dilakukan pula penetesan lilin di atas kain putih. Ada juga yang mencari asal kata batik di dalam sumber-sumber tertulis kuno. Menurut pendapat ini, kata batik dihubungkan dengan kata tulis atau lukis. Dengan demikian, asal mula batik dihubungkan pula dengan seni lukis dan gambar pada umumnya.”

Batik,... dulu hanya dianggap sebagai sehelai kain yang bertinta dan dipakai hanya pada saat saat tertentu. Dianggap ketinggalan jaman saat mengenakannya itu pasti. Dianggap lebih tua dari usia aslinya itupun wajar. dahulupun batik seolah hannya diproduksi untuk mendapat keuntungan semata sebagai sebuah usaha yang menghasilkan ataupun hanya sekedar ingin meneruskan tradisi. namun, tidak untuk saat ini. Batik yang Kucinta dapat dengan bangga dan mudah untuk kita dengar. batikku milikku pengakuan tersebut juga tiba tiba sering kita dengar seolah ingin mematenkan melalui kata kata. semua itu terasa secara tiba tiba. terjadi tiba tiba ketika bangsa ini mulai tersadar dan mengetahui bahwa Batik secara sepihak mulai dan hendak diakui oleh segelintir Pihak yang belum tentu mengetahi setiap makna yang terkandung didalam sehelai kain yang dipenuhi oleh ukiran ukiran cantik.

Aku cinta batikku bukan karena hanya ia adalah warisan kekayaan dari leluhur. Namun juga karena batik merupakan sesuatu yang memang sudah seharusnya kita jaga. sayangnya begitulah umumnya Masyarakat Indonesia,akan berusaha menarik sesuatu hal bila ia mulai di kembangkan oleh beberapa pihak. walaupun itu sesuatu yang lumrah untuk mempertahankan warisan sejarah namun, hendaknya janganlah kita seolah olah menunjukan taring untuk melakukan apapun hanya ketika sesuatu itu ternyata bernilai dan hendak diakui oleh pihak lain. bila selalu begitu, malang nian nasib Batikku,.... hendaknya disaat saat sekarang ini kita dapat lebih berkaca mengapa justru pihak lain yang lebih menjunjung batik, mengapa pihak lain yang lebih mempromosikannya dimata dunia,... mungkin karena kita umumnya dahulu memandang dan menghargai sesuatu hanya berdasarkan tingkat profit yang akan didapat atasnya bukan karena kecintaan atas budaya dan warisan leluhur. bukan karena rasa bangga terhadap sesuatu budaya atau bukan karena ingin melestarikan sebagai generasi penerus bangsa. Namun,... walau bisa disebut terlambat itu masih lebih baik bila dibandingkan dengan kita ssama sekali tak pernah dapat menyadari bahwa batik juga bagian dari bangsaa ini. Batik adalah kekayaan, kekayaan bangsa yang penuh makna dan apabila kita telah dapat menyadari seberapa berharganya batik yang juga dapat memperlihatkan pada Dunia bahwa Indonesia bukan hanya sekedar Negara dan Bangsa yang kaya akan nilai sejarah budaya dan tradisi namun juga kaya akan rasa menghargai dan bangga terhadap setiap budaya yang dimilikinya.

AKU CINTA BATIKKU, kan ku jaga dan mudah mudahan terus dapat kupeluk erat didalam dekapan kebanggaaku sebagai orang Indonesia dan mengiringi langkah jiwaku meneruskan tradisi sebagai penerus bangsa. Tapi untungnya saat ini persepsi itu telah berubah persepsi yang menganggap batik hanyalah warisan leluhur.
(sumber artikel : http://tulisanpkfarida.blogspot.com/2009/11/persepsi-mengenai-batik_08.html)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Jumat, 07 Juni 2013

Respon Masyarakat Terhadap Batik Sebagai Global Cultural Heritage

Respon Masyarakat Terhadap Batik Sebagai Global Cultural Heritage

Batik telah hidup dan berkembang sejak zaman raja-raja, terbukti dengan relief-relief yang terdapat pada candi-candi. Fakta tersebut dapat diangkat menjadi bukti bahwa batik sebagai budaya bangsa Indonesia. Sejak saat itu dari tahun ketahun batik terus dipertahankan dan menjadi bagian dari kebutuhan, Sehingga bati sekarang tersebar ke berbagai daerah di Indonesia. Corak dan variasi batik yang diproduksi pun disesuaikan dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah. Budaya bangsa Indonesia yang kaya dan beragam telah mendorong lahirnya berbagai variasi batik dengan ciri kekhususannya sendiri.

Karya cipta seni batik merupakan ciptaan yang dilindungi, sehingga pemegang Hak Cipta seni batik memperoleh perlindungan selama hidupnya dan terus berlangsung hingga 50 (lima puluh) tahun setelah meninggal dunia (Pasal 29 ayat 1 UU No.19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta). Selama jangka waktu perlindungan tersebut, pemegang Hak Cipta seni batik memiliki hak eksklusif untuk melarang pihak lain mengumumkan dan memperbanyak ciptaannya atau memeberi izin kepada orang lain untuk melakukan pengumuman dan perbanyakan ciptaan yang dipunyai tanpa mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 ayat 1 UUHC 2002).

Hak Cipta batik tradisional yang ada dipegang oleh negara (Pasal 10 ayat 2 UUHC Tahun 2002). Hal ini berarti bahwa negara menjadi wakil masyarakat Indonesia dalam menguasai kekayaan tradisional yang ada. Perwakilan tersebut dimaksudkan untuk menghindari penguasaan atau pemilikan yang mungkin timbul di antara individu atau kelompok masyarakat tertentu. Selain itu penguasaan oleh negara menjadi penting khususnya apabila terjadi pelanggaran Hak Cipta atas batik tradisional Indonesia yang dilakukan oleh warga negara asing dari negara lain karena akan menyangkut sistem penyelesaian sengketa.

Dewasa ini, masyarakat Indonesia digemparkan oleh klaim negara tetangga atas batik. Negara tetangga yakni Malaysia, mengakui bahwa batik adalah warisan budaya yang berasal dari negaranya. Peristiwa ini menimbulkan adanya adanya dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari hal tersebut adalah masyarakat Indonesia sebagai pemilik batik tidak menyadari atas makna keberadaan batik dalam sejarah batik Indonesia. Tidak menutup kemungkinan batik bisa berkembang di Malaysia. Kondisi tersebut akan memberikan peluang juga pada dekade ke depan generasi penerus bangsa tidak mengenal batik. Sedangkan dampak positifnya adalah advertising gratis. Secara tidak langsung hal tersebut dapat menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa batik bukan sekedar aksesoris tetapi mempunyai kelas. Maka salah jika karena klaim tersebut masyarakat Indonesia kemudian berbondong-bondong membeli batik.

Polemik klaim Malaysia atas batik seperti yang dikemukakan di atas, juga memberikan dampak meningkatnya minat orang memakai batik. Batik menjadi tren fashion yang digemari oleh masyarakat. Selain itu munculnya tren batik didorong oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
1. Adanya pernyataan dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, bahwa warisan budaya dapat diapresiasikan oleh masyarakat Indonesia dengan memakai batik sebagai bagian dari aktivitas kehidupan sehari-hari.

2. Peran perancang busana yang memunculkan tren batik sehingga masyarakat menjadi lebih tertarik untuk memakai batik. Batik tengah menjadi tren fashion Tanah Air. Batik yang dulu utamanya dipakai untuk busana dan perlengkapan upacara adat atau acara resmi dan sering dipakai oleh orang tua telah mengalami perubahan image. Sekarang sudah bukan hal yang langka jika kita melihat anak muda pergi ke kampus atau jalan-jalan ke mall memakai batik sudah merupakan hal yang biasa. Batik kini telah dibuat dengan berbagai jenis untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berbagai jenis batik tersedia untuk kebutuhan rumah tangga seperti penghias ruangan, lukisan dinding, alas meja, alas kasur, dan sarung bantal.

3. Kebijakan pemerintah daerah dan instansi swasta yang mewajibkan pegawainya mengenakan batik pada hari tertentu sekali dalam sepekan. Kebijakan pemerintah ini secara tidak langsung akan meningkatkan minat orang untuk berbatik.

Menanggapi hal tersebut, pemerintah Indonesia kemudian mendaftarkan batik ke dalam daftar Representatif Budaya Tak Benda Warisan Manusia UNESCO atau Representative List of Intangible Cultural Heritage-UNESCO. Dalam rangka menunjang perjuangan untuk mendapat pengakuan dunia, Menteri Sekretaris Negara didampingi oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata mengadakan "working luncheon" di Ruang Prambanan Hotel Sahid Jaya pada 19 Maret 2009. Acara pertemuan tersebut dihadiri oleh beberapa duta besar negara-negara sahabat yang masuk anggota Subsidiary Body UNESCO, beberapa duta besar negara-negara sahabat yang masuk anggota Intergovernmental Committee ICH UNESCO, Direktur Kantor UNESCO di Indonesia, beberapa Menteri terkait serta dari Yayasan Batik Indonesia, Wastraprema, KADIN, Dekranas, pakar batik, budayawan dan pengusaha batik.

Untuk mendapat pengakuan sebagai warisan budaya dunia, pemerintah Indonesia harus melewati proses yang panjang. Setelah melewati proses nominasi Batik Indonesia ke UNESCO, dilanjutkan dengan pengujian tertutup oleh UNESCO di Paris pada tanggal 11 sampai 14 Mei 2009. Hasilnya pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO mengukuhkan batik Indonesia sebagai Global Cultural Heritage ( Warisan Budaya Dunia) yang berlangsung di Perancis. Harapan dan tujuan pemerintah dan para pihak yang terkait dengan dikukuhkannya batik ini adalah memperkuat legitimasi Indonesia dalam pengembangan batik sebagai salah satu warisan budaya.

Pengukuhan budaya suatu negara menjadi Warisan Budaya Dunia atau lebih dikenal dengan sebutan Global Cultural Heritage adalah salah satu bentuk pelaksanaan dari kegiatan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam mendorong pengenalan, perlindungan, dan pemeliharaan budaya serta warisan alam dari masing-masing negara di seluruh dunia. Pengukuhan Warisan Budaya Dunia ini diatur dalam Konvensi International (The General Conference of UNESCO) yang ditandatangani di Paris pada 17- 21 November 1972 (World Heritage Convention).

Selanjutnya, Pemerintah Indonesia menetapkan 2 Oktober menjadi Hari Batik Nasional, dan mengajak masyarakat untuk memakai batik bersama. Ini dilakukan sebagai wujud kebanggaan bangsa Indonesia terhadap batik yang telah mendapat pengakuan dunia menjadi warisan budaya yang patut dikembangkan. Selain itu, hal ini membuktikan bahwa batik adalah milik Indonesia yang kaya akan nilai budaya dan filosofi bangsa Indonesia yang tinggi.

Kepedulian pemerintah dalam memperjuangkan batik Indonesia sehingga batik mendapat pengukuhan dari UNESCO, tidak terlepas dari esensi kultural dan historis batik Indonesia. Nilai budaya tak benda dari batik antara lain terkait dengan ritual pembuatan, ekspresi seni, simbolisme ragam hias, dan identitas budaya daerah. Pembuatan batik di beberapa daerah yang diawali dengan ritual khusus bertujuan untuk memberikan nilai estetika dan filosofi terhadap batik secara mendalam. Pengukuhan batik oleh UNESCO bukan semata-mata didasarkan pada batik itu sendiri tetapi lebih didasarkan pada nilai estetika yang terkandung dalam batik. Legitimasi batik sebagai Global Cultural Heritage oleh UNESCO diharapkan dapat berkontribusi positif secara multidimensi bagi masyarakat di Indonesia pada khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.

Dalam rangka menanggapi dampak positif dari Global Cultural Heritage dan klaim Malaysia, munculah berbagai komunitas yang merevitalisasi batik. Dengan adanya revitalisasi menyebabkan di pasar-pasat tradisional, supermarket, dan butik terpajang berbagai macam corak dan desain. Revitalisasi desain ditemukan pada usia anak-anak, remaja hingga dewasa. Desain itu dapat dalam bentuk lembaran maupun pakaian jadi. Dari berbagai desain yang dipajang dapat dijangkau oleh kalangan atas dan bawah. Bagi yang ingin membuat desain sendiri dapat menggunakan lembaran batik.

Penetapan batik sebagai Global Cultural Heritage, tidak hanya berpengaruh kepada roda bisnis, tetapi juga berpengaruh terhadap geliat perajin batik di Indonesia. Dengan penetapan tersebut, pengrajin batik menjadi lebih bersemangat untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas dalam mempertahankan batik sejalan dengan membaiknya pasar batik Indonesia.

Secara nasional nilai produksi batik terus meningkat, terutama sejak tahun 2004. Berdasarkan data Direktorat Industri Sandang, Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah, Departemen Perindustrian, tahun 2006 nilai produksi batik Rp 2,9 triliun. Pada tahu 2007 produksi batik meningkat menjadi Rp 3,045 triliun. Penjualan busana batik mengalami peningkatan yang tinggi. Para pengusaha batik mengungkapkan bahwa angka permintaan terhadap batik meningkat terutama saat menjelang lebaran. Batik kini menjadi andalan banyak pedagang dalam berjualan karena permintaan masyarakat yang tinggi.

Greget batik yang diungkapkan di atas apakah akan terus bertahan. Inilah yang perlu dipikirkan oleh pemerintah, masyarakat, dan pengusaha batik. Greget batik ini bukan merupakan respon phobia tetapi merupakan embrio positif dan berkelanjutan. Harapan tersebut kiranya sulit diwujudkan apabila masih terdapat masyarakat yang apatis terhadap batik. Sebagai contoh dikalangan mahasiswa masih banyak yang belum memakai batik. Perbandingan antara mahasiswa yang memakai batik dan yang tidak memakai mencapai 1:100. Padahal, mahasiswa merupakan agen sosial yang dapat memikul keberlangsungan budaya batik.

Untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan batik perlu mengajak kantong-kantong sosial yang belum merespon batik agar mau mengembangkan batik. Selain itu pemerintah serta para pengusaha yang berkecimpung dalam bidang tersebut juga harus berperan aktif dalam mengembangkan batik. Pemerintah dapat memberikan kontribusi melalui kebijakan-kebijakan dan regulasi yang berkaitan mulai dari produksi batik hingga pemasaran batik. Dengan adanya campur tangan pemeritah diharapkan dapat meningkatkan kualitas batik yang dihasilkan sehingga batik Indonesia dapat menjadi salah satu komoditas
ekspor yang dapat diandalkan.

Peran pemerintah dalam mengembangkan batik perlu didukung oleh pihak-pihak lain seperti pengusaha batik dan masyarakat. Pengusaha batik berperan serta dengan cara memperbanyak relasi kerja dan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang sekiranya dapat membantu mengembangkan dan mempromosikan batik. Selain pihak-pihak di atas, masyarakat juga diharapkan mau memberikan kontribusi pada perkembangan batik dengan jalan mau memakai batik. Dengan demikian permintaan batik akan meningkat dan tumbuh rasa kebanggaan dan memiliki batik pada diri masyarakat Indonesia.

Kondisi di kalangan mahasiswa di atas sangat tidak mendukung upaya-upaya dari pemerintah maupun upaya yang telah digeluti oleh pengusaha batik. Hal itu selaras dengan pernyataan Mawarzi Idris, selaku anggota Yayasan Batik Indonesia, kreativitas dan inovasi harus terus dilakukan mulai dari bahan, desain hingga motif batik. Motif batik di Indonesia telah memiliki nilai estetika yang tinggi, yang perlu ditingkatkan adalah dalam mempromosikannya ke negara lain. Kuncinya ada pada konsistensi dan komitmen seluruh pihak yang mengembangkan batik sehingga batik dapat berkembang seiring dengan dinamika dan tuntutan zaman.

Usaha-usaha itu hanya menyentuh pada aspek produk belum pada aspek komsumen. Aspek-aspek produk meningkat namun aspek konsumen menurun akan menimbulkan inflasi. Dampak inflasi tersebut mengakibat phobia pada pengusaha untuk memproduksi batik.


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Kamis, 06 Juni 2013

Perbedaan Antara Batik Tulis, Batik Cap dan Batik Printing

Perbedaan Antara Batik Tulis, Batik Cap dan Batik Printing

- Batik Tulis : antara ornamen yang satu dengan ornamen lainnya agak berbeda walaupun bentuknya sama. Bentuk isen-isen relatif rapat, rapih, dan tidak kaku.

- Batik Cap : antara ornamen yang satu dengan ornamen lainnya pasti sama, namun bentuk isen-isen tidak rapi, agak renggang dan agak kaku. Apabila isen-isen agak rapat maka akan terjadi mbeleber (goresan yang satu dan yang lainnya menyatu, sehingga kelihatan kasar).

- Batik Printing : ornamen bisa sama, bisa tidak, karena tergantung desain batik yang akan ditiru, karena batik printing biasanya meniru batik yang sudah ada, namun yang perlu diketahui tentang warna. Warna batik printing kebanyakan tidak tembus karena proses pewarnaannya satu muka saja.

Perbedaan Proses Pembuatan Jenis Batik Berdasarkan Cara membuat

1. Batik tulis

semua proses dikerjakan secara manual, satu per satu, dengan canting, lilin malam, kain, dan pewarna.

2. Batik cap

digunakan alat cap atau stempel yang telah terpola batik. Stempel tersebut diceupkan ke dalam lilin panas, kemudian ditekan atau dicapkan pada kain. Proses ini memakan waktu yang lebih cepat disbanding pada proses batik tulis, karena pada batik tulis pola tersebut harus dilukis titik demi titik dengan canting, sedangkan pada batik cap dengan sekali tekan anda dapat menyelesaikannya.

3. Batik printing atau sablon

pada proses batik ini, pola telah diprint di atas alat sablon, sehingga pembatikan dan pewarnaan bias dilakukan secara langsung. Jadi, proses batik dapat diselesaikan tanpa menggunakan lilin malam serta canting. Dengan demikian, proses hanya akan dan tentu saja memerlukan waktu yang lebih cepat disbanding pada proses batik tulis dan batik cap.
Kata Kunci Artikel:
pengertian batik tulis, pengertian batik printing, batik printing, pengertian batik cap, MACAM-MACAM batik, macam macam batik, perbedaan batik tulis dan batik printing, pengertian batik lukis, batik cap, perbedaan batik tulis dan batik cap, pengertian batik cetak, alat dan bahan batik cap, cara membuat batik cap, pengertian batik tulis dan batik cap, alat dan bahan membuat batik cap, proses pembuatan batik cap, isen-isen batik, BATIK SABLOn, makalah batik, alat membuat batik, beda batik tulis dan batik cap, pengertian batik sablon, perbedaan batik cap dan batik tulis, definisi batik cap, isen isen batik, alat batik tulis, Cara Membuat Batik printing, jenis-jenis batik berdasarkan cara membuatnya, batik tulis dan batik cap, BATIK TULIS.
(sumber artikel : http://sanggarbatikkatura.com/perbedaan-antara-batik-tulis-batik-cap-dan-batik-printing)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Rabu, 05 Juni 2013

Pengertian dan Sejarah Batik Tulis

Pengertian dan Sejarah Batik Tulis
 


Kata “batik” berasal dari gabungan dua kata bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”. Sejak 2 Oktober 2009, Batik sebagai keseluruhan, baik itu dari teknik, teknologi serta pengembangan motif dan budaya yang terkait, telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity)

Batik Tulis adalah sebuah kerajinan tangan yang mempunyai nilai seni yang sangat tinggi dan merupakan sebuah bagian dari budayaIndonesiasejak dahulu kala. Wanita-wanita Jawa pada jaman dahulu kala menjadikan keterampilan membuat batik tulis

Sebagai pekerjaan utama untuk menghidupi keluarga, jadi pada jaman dahulu kala membuat batik tulis adalah pekerjaan yang sangat istimewa bagi para wanita hingga sampai dengan ditemukannya “Batik Cap” yang memberi kesempatan kepada para pria mencoba bidang batik tulis ini.

Tradisi membuat batik tulis pada awalnya merupakan tradisi dari nenek moyang yang kemudian dilanjutkan secara turun temurun, corak batik tulis tersebut dapat dikenali berasal dari batik tulis keluarga tertentu. Beberapa corak batik tulis dapat mewakili kasta seseorang. Bahkan hingga sekarang, beberapa corak atau motif batik tulis tadisional hanya boleh dipakai oleh keluarga kerajaan keraton Yogyakarta dan Surakarta.

Seni pewarnaan kain batik tulis dengan menggunakan malam (lilin khusus untuk membatik) adalah salah satu bentuk seni kuno. Penemuan di Mesir menunjukkan bahwa teknik ini telah dikenal semenjak abad ke-4 SM, dengan ditemukannya kain pembungkus mumi yang juga dilapisi malam untuk membentuk pola. Di Asia, teknik serupa batik tulis juga diterapkan di Tiongkok serta diIndiadan Jepang. Di Afrika, teknik seperti batik tulis dikenal diNigeria dan Senegal. Di Indonesia, batik tulis dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit.

Walaupun kata “batik” berasal dari bahasa Jawa, kehadiran batik tulis di Jawa sendiri tidaklah tercatat. G.P. Rouffaer berpendapat bahwa tehnik batik tulis ini kemungkinan diperkenalkan dari India atau Srilangka pada abad ke-6 atau ke-7. Di sisi lain, J.L.A. Brandes (arkeolog Belanda) dan F.A. Sutjipto (sejarawan Indonesia) percaya bahwa tradisi batik tulis adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores,Halmahera, dan Papua. Perlu dicatat bahwa wilayah tersebut bukanlah area yang dipengaruhi oleh Hinduisme tetapi diketahui memiliki tradisi dari nenek moyang dalam membuat batik tulis.

Menurut G.P. Rouffaer, pola gringsing sudah dikenal sejak abad ke-12 di Kediri, Jawa Timur. Corak-corak tersebut hanya bisa dibentuk dengan menggunakan alat khusus yang disebut canting, sehingga kemungkinan bahwa canting ditemukan di daerah Jawa. Detil ukiran kain batik tulis yang menampilkan pola yang rumit hanya dapat dibuat dengan canting yang telah dikenal di Jawa sejak abad ke-13 atau bahkan lebih awal.

Ragam corak dan warna Batik tulis dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik tulis memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak batik tulis hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik tulis pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh masyarakat Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik tulis, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
(sumber artikel : http://www.batiktulis.net/batik/pengertian-dan-sejarah-batik-tulis/)

Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online klik disini
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Selasa, 04 Juni 2013

Cara Membuat Kain Batik

Cara Membuat Kain Batik
 

Kain batik sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat Indonesia. Batik juga sudah mendapatkan pengakuan warisan budaya dari UNESCO. Tapi, sebagai orang Indonesia apakah Anda sudah tahu cara membuat kain batik? Untuk memperingati Hari Batik Nasional, sejumlah Polwan mengikuti acara membatik bersama. Beberapa ada juga yang memperingatinya dengan memakai batik saat beraktifitas. Tapi, akan lebih baik lagi jika Anda bisa menjaga dan meneruskan warisan nenek moyang ini. Berikut cara membuat kain batik: 1. Ketel Proses ketel adalah tahap awal dari pembuatan kain batik. Secara garis besar, proses ketel adalah perebusan kain dengan menggunakan bahan-bahan alami dan kurang-lebih memakan waktu 7 hari. Setelah kain di ketel, kain dibersihkan dan dikeringkan kemudian diberi motif dengan menggunakan pensil. (Motif adalah pola gambar yang akan dibuat) 2. Canting Proses selanjutnya adalah penutupan motif dengan menggunakan malam atau lilin. Proses ini dilakukan dengan menggunakan alat khusus bernama canting. Proses canting terkesan mudah namun butuh kesabaran dan ketelitian tinggi agar malam tidak mbleber di kain. 3. Celup Setelah semua motif sudah tertutup oleh malam, sekarang saatnya pencelupan atau pewarnaan. Di mana proses pewarnaan batik merupakan proses “buka-tutup”. Ketika kita ingin mewarnai dasar kain, maka seluruh gambar motif harus ditutup dengan malam. Tapi, jika kita ingin mewarnai motif, maka seluruh dasar kain harus ditutup dengan malam. Proses ini akan lebih rumit lagi saat memasuki pekerjaan detail seperti nyecek (membuat titik-titik kecil untuk mengisi motif) dan nyolet (memberikan warna langsung di atas kain dengan menggunakan kuas untuk memberi efek gradasi). 4. Nglorod Proses ini adalah proses perebusan kain yang sudah melalui proses celup. Proses nglorod ini bertujuan untuk meluruhkan kain yang sudah dibubuhi malam. Setelah proses ini selesai, kain bisa dijemur dahulu kemudian baru bisa dibatik kembali. 5. Nembok Proses nembok sendiri adalah proses penutupan malam pada dasar kain, kecuali motif. Semua dasar kain akan ditutup dengan malam menggunakan canting bermata besar (lubang besar). Setelah warna dasar ditembok, baru kemudian motif dihias, dengan menggunakan cecekan (titik-titik kecil dan halus) atau isen-isen (motif pengisi). Setelah proses nembok selesai, barulah proses pewarnaan motif dimulai. Proses pewarnaan ini dilakukan secara berulang sampai semua kain tertutup oleh warna yang diinginkan. Proses pembuatan kain batik ini memang terbilang rumit dan butuh kesabaran. Selain harus teliti, kita juga harus pandai dalam menciptakan motif sendiri. Bagaimana, tertarik untuk mencoba membantik sendiri?
(sumber : http://ciricara.com/2012/10/02/ciricara-cara-membuat-kain-batik/)
 
Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online disini
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Senin, 03 Juni 2013

Sejarah Batik Kalimantan

Sejarah Batik Kalimantan

Menurut sahibul-hikayat, Batik kalimantan pertama kali dibuat tatkala Patih Lambung Mangkurat bertapa selama 40 hari 40 malam di atas rakit balarut banyu. Menjelang akhir tapanya, rakit tersebut tiba di daerah Rantau Kota Bagantung. Tiba-tiba, dari seonggok buih di hadapannya, terdengar suara seorang wanita. Wanita yang kemudian dipastikan sebagai Putri Junjung Buih, yang kelak menjadi Raja di Banua ini.

Namun, sang Putri baru akan muncul ke permukaan jika syarat-syarat yang diminta dipenuhi yaitu sebuah Istana Batung beserta dengan kain yang harus selesai dibuat dalam satu hari. Kain itu pun bukan kain sembarangan melainkan kain yang ditenun dan dicalap (diwarnai) oleh 40 orang putri dengan motif wadi atau padiwaringin. Dari situlah Kain Calapan/Sasirangan atau batik kalimantan pertama kali dibuat.
Bahan-bahan Pembuat Batik Kalimantan

Bahan utama Batik Kalimantan yang banyak digunakan adalah kain dari serat kapas (katun). Karena, pembuatan kain celup ikat masih sejalan dengan proses celup rintang lainnya seperti halnya batik dan tekstil adat. Saat ini, pengembangan bahan baku sudah cukup meningkat dengan penganekaragaman bahan baku non kapas; seperti polyester, rayon, sutera, dan lain-lain.
Corak atau Motif Batik Kalimantan

Corak atau motif batik Kalimantan diperoleh dari teknik penjahitan dan ikatan, yang ditentukan oleh beberapa faktor. Selain dari komposisi warna dan efek yang timbul, juga dari jenis benang atau jenis bahan pengikat.
Dengan mengkombinasikan motif dan corak asli yang satu dengan yang lainnya, maka Sasirangan makin menarik dan kelihatan modern. Selain itu, motif-motif tersebut dimodifikasi oleh para pengrajin, sehingga dapat menciptakan motif yang sangat indah dan modern namun tidak meninggalkan ciri khasnya.

Motif Unggulan nya adalah sebagai berikut:

>Iris Pudak


>Bayam Raja

>Kulit Kurikit

>Ombak Sinapur Karang

>Bintang Bahambur

>Sari Gading

>Kulit Kayu

>Naga Balimbur

>Jajumputan

>Turun Dayang

>Kambang Tampuk Manggis

>Daun Jaruju

>Kangkung Kaombakan

>Sisik Tanggiling

>Kambang Tanjung
(sumber artikel : http://batikasliindonesia.blogdetik.com/tag/batik-kalimantan/)

Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online disini
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Minggu, 02 Juni 2013

Islam Santri dan Kejawen

Islam Santri dan Kejawen


Agama Islam orang Jawa dibagi menjadi dua, yang pertama bersifat Sinkretis dan Agama Islam Puritan. Agama Islam Jawa yang bersifat sinkretis adalah agama yang menyatukan unsur-unsur pra-Hindu, Hindu dan Islam. Sedangkan Agama Islam Puritan adalah agama yang memang sama dengan ajaran agama Islam pada umumnya.
Varian dari agama Islam Jawa adalah Agami Jawi atau Kejawen. Pada buku Kebudayaan Jawa karangan Koentjaranigrat, kejawen adalah suatu kompleks keyakinan dan konsep-konsep Hindu-Budha yang cenderung ke arah mistik, yang tercampur menjadi satu dan diaku sebagai agama Islam. Penganut agami jawi ini termasuk dalam agama Islam. Walaupun demikian, pada umumnya penganut kejawen tidak menjalankan kelima rukun Islam secara serius. Misalnya, tidak sembahyang lima waktu, tidak melakukan sholat Jumat, seringkali tidak memperdulikan pantangan makanan haram, dan banyak pula dari penganut agama ini yang tidak berkeinginan untuk naik haji. Namun penganut kejawen masih taat melakukan ibadah puasa dalam bulan Ramadhan.
Berbeda sekali dengan penganut agama Islam Puritan atau Islam Santri yang sangat taat dengan ajaran agama Islam dan melaksanakan lima rukun Islam. Walaupun masih ada campuran dari unsur-unsur animisme dan unsur-unsur Hindu-Budha, namun ajaran pada Islam Santri lebih dekat kepada dogma-dogma ajaran Islam yang sebenarnya.
Pada awalnya Islam masuk ke daerah pesisir dan kota-kota pelabuhan di pantai utara Pulau Jawa kemudian menyebar sepanjang pantai timur-laut pulau Jawa. Agama Islam di Jawa diajarkan oleh para Wali dalam pondhok-pondhok pesantren. Ada orang Jawa yang menyerap agama Islam sepenuhnya, namun ada pula yang tidak menyerap ajaran sepenuhnya dan mencampur dengan kepercayaan yang dianut sebelumnya. Sehingga penganut agama Islam Santri dan Jawi tersebar di berbagai daerah di Jawa. Penganut dari agama Islam santri biasanya tersebar di daerah pesisir Jawa, Surabaya dan daerah pantai Utara. Sedangkan penganut agama Jawi lebih dominan berada di pedalaman Jawa Tengah, Bagelan dan Mancanegari. (PDS)
(sumber artikel : http://buletinmadubranta.blogspot.com/2012/06/islam-santri-dan-kejawen.html)

Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online disini
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Sabtu, 01 Juni 2013

Ciri Khas Batik Papua

Ciri Khas Batik Papua
Batik yang telah mencatatkan namanya di Unesco sebagai Warisan Budaya Dunia yang berasal dari Indonensia, dan umumnya sebagian masyarakat Indonensia mengenal batik itu hanya berada di Pulau Jawa saja, dan ternyata Batik  tidak hanya Jawa saja loh, di Papua juga memiliki Batik.lalu seperti apa batik yang berada di Papua.

Beberapa peninggalan arkeolog, yang tersebar di Papua dengan berbagai ragam dari peradaban sejarah manusia, bukti nyata itu dapat di jumpai dalam bentuk lukisan - lukisan dinding goa yang dapt di temukan di daerah Fak-fak, Biak, Jayapura dan daerah lainnya di Papua. Lukisan yang di perkirakan oleh para Ilmuwan berasal dari zaman 40.000 hingga 30.000 tahun Sebelum Masehi, Peninggalan nilai sejarah ini kemudian menjadi sumber inspirasi para perajin papua untuk menghasilkan karya seni bertema etnik

Tak hanya lukisan dinding, bukti sejarah lain yang berupa fosil, artefak dan benda purbakala juga mempengaruhi kreatifitas Seniman Papua dalam menciptakan cederamata khas daerah Papua. setelah melewati beberapa modifikasi, motif atau corak hiasan kuno tersebut akhirnya dijadikan motif batik Papua.

Batik Papua yang dapat di temukan di pasaran, seperti motif Burung Cenderawasih, motif Komoro, motif Sentani, dan lainnya, dengan dasar warna yang cerah, seperti merah ataupun orange, ada juga motif yang di variasi dengan sentuhan garis - garis emas dan di juluki batik Prada.

Keunikan batik Papua membuatnya kini banyak dilirik pencinta batik lokal maupun international. Batik papua tak hanya melambangkan culture masyarakat yang ada di sekitar, tapi juga menorehkan unsur sejarah dan arkeolog di dalamnya.
Berikut ini adalah gambar - gambar batik Papua sesuai dengan nama dan motifnya :
Batik Komoro dengan motif gambar patung berdiri 


Batik Asmat dengan motif gambar patung duduk


Motif Cederawasih, dengan gambar yang di dominasi dengan burung cenderawasih  


Batik Sentani, dengan motif gambar alur melingkar


Batik khas daerah Papua, yang merupakan ciri khas culture kehidupan masyarakat di papua, ini layak untuk kita lestarikan karena merupakan aset nasional lainnya, bila tertarik untuk memiliki batik - batik papua,  sahabat pembaca bisa berkunjung ke Papua, atau bisa mengunjungi Papua Batik Online
(sumber artikel : http://timikaunique.blogspot.com/2009/11/interview-with-aneka-batik-motif-batik.html)
(sumber artikel : http://greenbirepapua.blogspot.com/2012/09/ciri-khas-batik-papua.html)

Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online disini
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Jumat, 31 Mei 2013

Pengenalan Batik yang Berasal dari Tanah Papua

Pengenalan Batik yang Berasal dari Tanah Papua
Sejak UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) menetapkan batik sebagai salah satu warisan budaya milik Indonesia, pada 2 Oktober 2009 silam, ketenaran seni melukis dengan canting itu kian bertambah. Selama ini banyak yang mengira wilayah sekitar Solo dan Jogyakarta saja yang menjadi sentra batik lokal di tanah air. Belum banyak yang tahu bahwa Papua juga memiliki perajin batik yang tak kalah daya kreatifitasnya. Lalu seperti apakah motif serta potensi bisnis batik Papua ini?

batik_PapuaPeninggalan arkeologi yang tersebar di kawasan Papua cukup beragam dan lengkap karena mewakili beberapa kurun waktu sejarah peradaban manusia. Bukti nyatanya bisa dijumpai dalam bentuk lukisan-lukisan dinding gua yang ada di area Kabupaten Biak dan Jayapura. Lukisan dinding itu ditaksir oleh para ilmuwan berasal dari zaman 40.000 hingga 30.000 tahun Sebelum Masehi. Peninggalan yang sarat akan nilai sejarah ini kemudian menjadi sumber inspirasi para perajin Papua untuk menghasilkan karya seni bertema etnik.

Tak hanya lukisan dinding, bukti sejarah lain seperti fosil, artefak dan benda purbakala memengaruhi kreatifitas seniman Papua dalam menciptakan cenderamata khas daerah paling timur Indonesia itu. Hal ini terukir jelas pada patung atau pahatan suku asli Papua. Setelah melewati beberapa modifikasi, motif atau corak hiasan kuno tersebut akhirnya dijadikan motif dalam batik Papua.

Bila dibandingkan dengan batik dari wilayah Pulau Jawa, batik Papua mempunyai corak yang cukup mencolok. Batik Papua pada umumnya berwarna cenderung lebih gelap dengan motif yang kebanyakan berpola patung. Lambang-lambang yang dikeramatkan dan ukiran khas Papua juga menjadi ciri khas batik asal daerah berpanorama indah tersebut.

Salah satu batik Papua yang dikenal masyarakat luas adalah batik motif asmat yaitu simbol patung-patung kayu suku Asmat. Batik ini mempunyai ciri-ciri yang sangat khas. Antara lain, warnanya lebih cokelat dengan campuran warna tanahdan terakota (merah kecokelat-cokelatan).

Sebenarnya masih banyak motif batik Papua lain yang dapat ditemui di pasaran contohnya motif burung cendrawasih, motif kamoro (atau simbol patung berdiri), motif sentani dengan ciri gambar alur batang kayu yang melingkar-lingkar dengan jenis warna hanya satu atau dua warna dan ada pula motif yang divariasi dengan sentuhan garis-garis emas dan dijuluki batik prada.

Keunikan motif batik Papua membuatnya dilirik banyak orang, mulai dari konsumen lokal hingga internasional. Hal itu dinilai wajar sebab batik Papua tak hanya melambangkan budaya masyarakat sekitar saja tapi juga menorehkan unsur sejarah dan arkeolog di dalamnya. Karenanya, batik khas daerah paling timur Indonesia ini layak dilestarikan dan dibimbing untuk bisa bersaing dengan aset nasional lainnya. Nah, tertarikkah Anda untuk turut serta mempopulerkan batik Papua ini?

Peninggalan arkeologi yang banyak terdapat di wilayah Papua bisa menjadi sumber inspirasi untuk membangkitkan kreativitas para seniman Papua dalam menghasilkan karya seni bertema etnik.

Hal tersebut disampaikan peneliti Balai Arkeologi Jayapura, Rini Maryone, di Jayapura, Kamis (14/1/2010), menanggapi nilai penting yang dapat digali dari sumber daya arkeologi, khususnya yang terdapat di Papua.

Arkeologi, kata dia, merupakan bidang ilmu yang mempelajari kehidupan manusia masa lalu berdasarkan bukti-bukti penemuan artefak dan fosil. Dia mengatakan, rentang waktu masa lalu ditetapkan untuk penemuan yang telah berumur 50 tahun ke belakang. Hal ini didasarkan pada UU No 5 Tahun 1992 tentang Benda-benda Arkeologi.

“Peninggalan arkeologi yang ada di Papua dapat menjadi inspirasi untuk membuat cendera mata khas Papua yang tidak hanya bernilai budaya, tapi juga menguntungkan karena bisa dikomersilkan,” ujar Rini.

Dia mencontohkan beberapa kekayaan budaya dari masa lalu yang hingga kini masih dijumpai, seperti corak dan motif hiasan kuno serta patung dan ukiran dari Asmat, Biak, Serui, Tobati, dan Sentani, bisa menjadi motif batik tradisional Papua setelah dimodifikasi.

“Batik sudah diakui dunia sebagai kekayaan budaya Indonesia. Batik khas Papua tentu juga menjadi bagian dari kekayaan Nusantara yang harus dihargai,” ujar Rini.

Selain batik, kata dia, motif etnik Papua dapat dituangkan menjadi lukisan kulit kayu yang banyak dijual di Pasar Hamadi, salah satu sentra cendera mata khas Papua dan cukup banyak diminati masyarakat, terutama yang berasal dari luar daerah.

Rini mengatakan, peninggalan arkeologi di Papua cukup beragam dan lengkap karena mewakili beberapa kurun waktu sejarah perkembangan peradaban manusia. Bukti nyata dari tersedianya sumber daya arkeologi tersebut, kata dia, adalah ditemukannya peninggalan arkeologi berumur prasejarah antara 40.000 dan 30.000 tahun Sebelum Masehi dalam bentuk lukisan-lukisan dinding goa, misalnya di Kabupaten Biak dan Kabupaten Jayapura.mjs54
(sumber artikel : http://www.kriyalea.com/pengenalan-batik-yang-berasal-dari-tanah-papua/)

Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online disini
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151