Minggu, 03 Mei 2015

Asal usul dan Sejarah Batik Indonesia


Asal usul dan Sejarah Batik Indonesia
Batik berasal dari bahasa Jawa, “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Sedangkan makna dari kata Batik sendiri merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan malam yang diaplikasikan ke atas kain untuk menahan masuknya bahan pewarna. Secara historis, batik berasal dari zaman nenek moyang yang di kenal sejak abad ke XVII yang di lukis dan di tulis pada daun lontar. Ketika itu, motif batik masih didominasi dengan bentuk tanaman dan binatang. Pada sejarah perkembangan batik mengalami perkembangan dari corak lukisan tanaman dan bintang, secara perlahan motifnya beralih ke arah abstrak, seperti motif yang menyerupai awan, wayang, relief candi, dsb.

Kain putih yang digunakan sebagai bahan ketika itu adalah bahan yang merupakan hasil tenunan sendiri. Sedangkan bahan-bahan pewarna yang di pakai terdiri dari tumbuh-tumbuhan yang di buat sendiri. Seperti pohon mengkudu, tinggi, nila, soga, kemudian bahan untuk sodanya di buat dari soda abu, serta garamnya di buat dari tanah lumpur.



Kesenian batik sendiri dikenal sebagai kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja Indonesia pada zaman dahulu. Pada awalnya, batik dikerjakan hanya terbatas dalam keraton saja dan hasilnya digunakan untuk pakaian raja, keluarga, serta para pengikutnya. Karena banyak pengikut raja yang tinggal di luar keraton, maka dari itu kesenian batik ini di bawa oleh mereka ke luar keraton dan dikerjakan di tempatnya masing-masing.

Kerajinan batik di Indonesia telah di kenal sejak zaman kerajaan Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat Indonesia, khususnya suku Jawa adalah setelah akhir abad ke XVIII atau awal abad ke XIX. Dimana batik yang dihasilkan adalah batik tulis sampai awal abad ke XX, kemudian disusul batik cap baru di kenal setelah perang dunia ke I atau sekitar tahun 1920.

Di balik asal usul batik sendiri, seiring dengan waktu dan perkembangannya secara lambat laun kesenian batik kemudian di tiru rakyat terdekat hingga akhirnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita untuk mengisi waktu senggang. Lalu, yang pada awalnya batik hanya menjadi pakaian para keluarga istana, perlahan mulai beralih menjadi pakaian rakyat yang sangat disukai, baik oleh kaum perempuan ataupun laki-laki.
Kenapa sih batik memiliki corak yang berbeda-beda?

Pada awalnya, corak atau motif yang ada telah dipengaruhi oleh bangsa asing. Awalnya batik hanya memiliki warna dan corak yang terbatas, dan ketika itu beberapa corak hanya dapat digunakan oleh kalangan tertentu. Namun corak batik pada kawasan pesisir menyerap berbagai pengaruh dari luar, seperti dari pedagang asing, dan bahkan hingga penjajah. Warna-warna cerah seperti warna merah dipopulerkan oleh Tionghoa, yang juga ketika itu telah mempopulerkan corak phoenix. Selain itu, bangsa Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bunga-bungaan yang sebelumnya tidak di kenal serta benda-benda yang dibawa oleh penjajah, seperti motif gedung atau kereta kuda. Namun batik tradisional sendiri tetap mempertahankan corak khasnya, dan masing-masing digunakan pada upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki lambang yang berbeda.
sumber berita : ada disini

Baju batik menjadi trend fashion di indonesia

Baju batik menjadi trend fashion di indonesia
Silahkan coba dan miliki berbagai baju batik trendy yang bisa anda pilih di menu yang telah kami sediakan di samping kiri halaman ini, telusuri semua kategori dan temukan model baju yang paling sesuai dengan pilihan anda.


Kreasi seni batik modern bisa kita jumpai pada berbagai macam model pakaian. Dalam perjalanannya,batik telah bertransformasi menjadi sebuah seni kreatif yang dapat dituangkan dalam langgam produk apapun. Aneka jenis kain,motif pada furnitur,ornamen rumah,tas,sepatu,dan produk lainnya. Semua produk tersebut bisa kita kreasikan dengan seni batik yang menarik. Batik modern hadir dalam berbagai varian corak yang semakin banyak. Ini semakin memudahkan kita untuk dapat memilih motif yang kita sukai.Terlebih dalam dunia fashion,batik telah memiliki penggemar tersendiri yang sangat fanatik.
model baju batik 2014 modern

Trend baju terbaru memang berkembang setiap saat Karena hal inilah kami menjadi semakin bersemangat untuk menciptakan kreativitas aneka macam model baju dan agar beda dengan model yang sudah pernah ada sebelumnya maka kami gunakan bahan batik untuk dibuat menjadi trend fashion baju masakini. Jenis produk yang ditawarkan antara lain : kemeja dres gamis seragam kerja baju pesta dan masih banyak lagi. semoga produk yang kami persembahkan bisa berkenan dihati anda khususnya bagi para peminat baju batik dengan desain terbaru.
Keunggulan yang terdapat di produk kami :

    pasti kualitas jahitan sangat bagus
    bahan dipilih dari jenis kain terbaik yang tidak gerah jika dipakai
    Modelnya dirancang menggunakan desain baju masakini yang cukup trendy dan mengikuti perkembangan jaman.
sumber : bisa anda klik disini

Sabtu, 15 Juni 2013

Alasan Mengapa Batik Sulit Laris di Pasar Internasional

Alasan Mengapa Batik Sulit Laris di Pasar Internasional


Jakarta - Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang eksistensinya telah diakui industri mode internasional. Berbagai selebriti dunia seperti Jessica Alba mengenakannya dan desainer Amerika, Diane von Furstenberg pun mengaplikasikannya ke dalam koleksinya. UNESCO pun telah menetapkan batik milik Indonesia setelah ada negara lain yang mengklaimnya.

Dari ribuan motif yang berasal dari berbagai penjuru di Indonesia, berjejer produk siap pakai seperti busana, aksesori, perabotan rumah tangga hingga materi mentah yang bisa digunakan untuk membuat produk-produk unik. Namun, mengapa sulit sekali batik untuk menembus pasar internasional secara massal dan laris dibeli orang di seluruh dunia?

Berangkat dari rasa penasaran ini, Wolipop berbincang dengan desainer sekaligus Ketua Umum Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). Ditemui di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (23/11/2012), Nuna, panggilan akrabnya, memaparkan opininya tentang kesulitan batik diterima dan diaplikasikan masyarakat dunia.

Yang pertama ia lihat adalah fakta dimana diversifikasi batik belum terlalu kuat. "Kita harus tahu dulu pasar sukanya apa? Jepang, Amerika dan Eropa pasti suka motif batik yang beda. Enggak bisa disamain yang laku dijual di sini terus dipasarin di luar negeri," ujarnya.

Hal ini berkaitan dengan 'taste' yang dimiliki tiap orang. Ini juga mengingatkan kita akan gaya Eropa yang didominasi Paris dan Milan untuk urusan mode. Milan yang gaya desainnya sangat kental nuansa dekoratif, tradisi dan glamor sangat bertolak belakang dengan Paris yang siluetnya bersih, struktural dan mengedepankan pakem timeless.

Di Asia pun demikian, Jepang yang menyukai garis rancang yang minimalis modern sangat berlawanan dengan China yang serba klasik maksimalis. Nuna pun melanjutkan, akan dijadikan apa batik nantinya setelah diekspor?

Apakah akan jadi produk fashion, upholstery (kain pelapis) atau home furnishing? Semuanya membutuhkan kejelasan akan materi yang digunakan dan motif yang sesuai. Untuk fashion, materi yang digunakan mungkin harus halus, ringan dan fleksibel motifnya. Namun jika dibuat menjadi sofa, tentunya membutuhkan materi yang lebih tebal dan proses pengerjaannya mungkin tidak dengan tangan.

"Quality control harus jelas. Batik is a craft fabric. Saat order terjadi harus teliti benar dan menjelaskan kelebihan dan kekurangannya, misalnya motif dan warna tidak bisa konsisten jika dikerjakan tangan," papar pria yang juga mengajar di Institut Kesenian Jakarta ini.

Industri mode internasional yang saat ini sedang dihantam krisis ekonomi tentunya juga beradaptasi dengan garis rancangan yang simpel dan siap pakai. Produk yang tadinya dikerjakan secara detail terpaksa mengalami penyederhanaan untuk menekan ongkos produksi. Hal inipun harus menjadi pertimbangan saat membawa batik ke pasar internasional.

"Di sini (Indonesia), orang kebanyakan beli kain batik yang mewah dan bagus itu satuan. Sedangkan saat klien internasional pesan, pasti ribuan. Harus bisa menjaga konsistensi warna, motif dan kualitas dari karya pengrajin yang membuat batik dengan tangan," jelasnya. Bisa dibayangkan total harganya dan segala risiko pengiriman yang harus ditanggung pemesan.
(sumber artikel : http://wolipop.detik.com/read/2012/11/27/083215/2102179/233/alasan-mengapa-batik-sulit-laris-di-pasar-internasional)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Jumat, 14 Juni 2013

Sejarah Asal Mula Nama Indonesia

Sejarah Asal Mula Nama Indonesia


Pada zaman purba, kepulauan Indonesia disebut dengan berbagai macam nama. Dalam catatan Tionghoa, kawasan kepulauan tanah air ini dinamai Nan-Hai (Kepulauan Laut Selatan). Berbagai catatan kuno India menamai kepulauan ini Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata Sansekerta ‘dwipa’ (pulau) dan ‘antara’ (luar/seberang). Kisah Ramayana karya pujangga Walmiki menceritakan pencarian Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, yaitu Sumatera sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.

Bangsa Arab menyebutnya Jaza’ir al-Jawi (Kepulauan Jawa). Bahkan, sampai sekarang jemaah haji kita masih sering dipanggil “jawa” oleh orang Arab, meskipun orang luar Jawa sekalipun. Dalam bahasa Arab, Sumatera disebut Samathrah, Sulawesi disebut Sholibis, Sunda disebut Sundah, dan semua pulau itu dikenal dengan Kulluh Jawi (semua Jawa).

Bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, kawasan yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok adalah “Hindia”. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan Indonesia memperoleh nama “Kepulauan Hindia” atau “Hindia Timur”. Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l’Archipel Malais).

Pada masa penjajahan Belanda, nama resmi yang digunakan adalah Nederlandsch-Indie (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang pada 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia Timur). Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal juga dengan nama Multatuli, pernah mengusulkan nama yang spesifik untuk menyebut Kepulauan Indonesia, yaitu Insulinde, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” (‘insula’ adalah bahasa Latin yang berarti pulau). Namun, nama Insulinde ini kurang populer.

Pada 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker, yang dikenal sebagai Dr. Setiabudi (cucu dari adik Multatuli), memperkenalkan suatu nama untuk Indonesia yang tidak mengandung unsur kata ‘india’. Nama itu adalah ‘Nusantara’, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya. Setiabudi mengambil nama itu dari Kitab Pararaton, kitab kuno Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad 19 yang lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada 1920.

Pengertian nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian nusantara pada masa Majapahit. Pada masa Majapahit, Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (‘antara’ berarti luar/seberang dalam Sansekerta), dan Jawa disebut Jawadwipa. Sumpah Palapa Gajah Mada juga berbunyi “lamun huwus kalah nusantara, ingsun amukti palapa” yang berarti “kalau pulau-pulau seberang telah kalah, barulah aku akan istirahat”.


Oleh Dr. Setiabudi, kata ‘nusantara’ yang pada masa Majapahit berkonotasi penjajahan itu diberi pengertian yang nasionalistis. Dengan mengambil kata Melayu asli ‘antara’, Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu ‘nusa di antara dua benua dan dua samudera’, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern. Istilah nusantara dari Dr. Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif nama Hindia Belanda. Hingga kini, istilah nusantara tetap dipakai untuk menyebutkan Indonesia.

Pada 1847, di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia. Kemudian pada 1849, seorang ahli etnologi Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), bergabung dalam redaksi majalah tersebut.

Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel “On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations”. Dalam artikelnya, Earl menegaskan sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia (‘nesos’ berarti pulau dalam bahasa Yunani). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: “the inhabitants of the Indian Archipelago or Malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians”.

Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan Indunesia bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Earl juga berpendapat bahwa bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini. Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah Malayunesia dan tidak memakai istilah Indunesia.

Dalam JIAEA volume IV itu juga, halaman 252-347, Logan menulis artikel “The Ethnology of the Indian Archipelago”. Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanah air kita, sebab istilah Indian Archipelago terlalu panjang dan membingungkan. Logan memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf ‘u’ digantinya dengan huruf ‘o’ agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan: “Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia, which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago”.

Ketika mengusulkan nama “Indonesia”, agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama resmi. Sejak itu Logan secara konsisten menggunakan nama “Indonesia” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini pun menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi.

Pada 1884, guru besar etnologi di Universitas Berlin, Adolf Bastian (1826-1905), menerbitkan buku “Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel” sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air pada 1864-1880. Buku Bastian inilah yang mempopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam “Encyclopedie van Nederlandsch-IndiĆ«” tahun 1918. Padahal Bastian mengambil istilah “Indonesia” itu dari tulisan-tulisan Logan.


Orang pribumi yang mula-mula menggunakan istilah “Indonesia” adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke Belanda pada 1913, beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama “Indonesische Pers-bureau”. Nama Indonesisch (Indonesia) juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch (Hindia) oleh Prof. Cornelis van Vollenhoven (1917).

Sejalan dengan itu, sebutan inlander (pribumi) diganti dengan Indonesiƫr (orang Indonesia).
Pada 1922, atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk pad 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.

Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya:
“Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (de toekomstige vrije Indonesische staat) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli. Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik, karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (Indonesier) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya”.

Di Indonesia, Dr. Sutomo mendirikan Indonesische Studie Club pada 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Pada 1925, Jong Islamieten Bond membentuk Nationaal Indonesische Padvinderij (Natipij). Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama “Indonesia”.

Akhirnya nama “Indonesia” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia 28 Oktober 1928, yang kini dikenal dengan sebutan Sumpah Pemuda. Pada Agustus 1939, tiga orang anggota Volksraad (Dewan Rakyat / parlemen Hindia Belanda); Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardjo Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Hindia Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch-Indie”. Namun, Belanda menolak mosi ini.

Ketika pendudukan Jepang pada 8 Maret 1942, secara otomatis lenyaplah nama “Hindia Belanda”. Lalu pada 17 Agustus 1945, seiring dengan proklamasi kemerdekaan, lahirlah Republik Indonesia.
(sumber artikel : http://www.keajaibandunia.net/663/sejarah-asal-mula-nama-indonesia.html)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Kamis, 13 Juni 2013

Pesona Batik Aceh

Pesona Batik Aceh 


Propinsi Aceh yang beberapa tahun lalu sempat terkena tsunami itu, ternyata menyimpan batik nan khas. Dikatakan khas karena keindahan motif dan falsafahnya tentu mempunyai nilai rasa tersendiri. Kuatnya pengaruh Islam yang ada di Aceh juga mewarnai ragam motif batik Aceh.

Corak dan variasi batik dari Aceh jelas berbeda dengan batik dari daerah lain di Indonesia. Batik aceh berani memainkan warna seperti merah, hijau, kuning, merah muda, dan sebagainya dengan menampilkan unsur alam dan budaya.

Motif yang ada pada batik Aceh mengandung falsafah hidup masyarakatnya.  Berikut contoh-contoh motif dan artinya.

1. Motif pintu menunjukkan ukuran tinggi pintu yang rendah yang menggambarkan kepribadian orang Aceh. Rumah adat Aceh memang berpintu rendah, namun di dalamnya memiliki ruangan yang lapang. Hal ini melambangkan kepribadian rakyat Aceh, yaitu rakyat Aceh memiliki tabiat dan adat istiadat tidak mudah terbuka dengan orang asing namun dapat menjadi sangat baik bahkan bagaikan saudara kandung bila sudah saling mengenal.

2. Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi pada rumah adat Aceh. Motif ini melambangkan bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah untuk menerima perbedaan.

3. motif bunga jeumpa/bungong jeumpa (bunga kantil) diambil karena banyak terdapat di Aceh dan bentuknya sangat indah.

Pada masyarakat Aceh, motif ini kerap digunakan sebagai busana formal ataupun non-formal. Sesuai dengan tradisi masyarakat Aceh, busana batik Aceh pun disesuaikan sesuai dengan hukum syariat yang diterapkan. Pada batik perempuan biasanya diwarnai dengan model panjang dan longgar.

Tidak mudah untuk menghasilkan batik Aceh yang sempurna. Beberapa tahap dilakukan, mulai dari mencapnya, mewarnai kain, menutup ukiran pola atau nembok, serta merebusnya dengan campuran air raksa dan lilin. Waktu pengerjaan untuk satu kain batik pun, ukuran sekitar 2,5 meter, membutuhkan waktu cukup lama, yaitu antar satu sampai satu setengah hari.

Batik Aceh dapat kita temukan antara lain di sentra batik di Desa Meunasah Manyang, Kabupaten Aceh Besar.
(sumber artikel : http://www.kriyalea.com/pesona-batik-aceh/)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Rabu, 12 Juni 2013

Motif Batik Indonesia

Motif Batik Indonesia

Motif Batik
Motif batik-adalah sebuah kreatifitas yang terlahir dari seorang pengrajin batik dengan sentuhan budaya di daerah mereka. Ditinjau dari sisi bahasa merupakan sebuah keanekaragaman yang timbul secara alamiah yang mampu melahirkan sebuah pola yang menjadi ciri khas di daerah tersebut. Ada banyak sekali pengrajin batik di indonesia dan bahkan di dunia yang secara khusus meahami pola batik yang tersebar di Indonesia, dan mereka berangsung-angsur menekuni seni batik ini dan meyakini bahwa batik dan segala sesuatu yang ada didalamnya termasuk sebagai budaya cagar alam indonesia. Hak ini dapat diketahui dari ciri khas pola batik itu sendiri yang telah direpresentasikan dalam bentuk bahan, hem, sprei, gordain , dan lain sebagainnya.

Motif Batik Berdasarkan Daerah.

Motif batik kini telah menjadi standar bagi berbagai kalangan, dengan melihat dari texturenya saja orang akan mengetahui asal motif ini. Dengan adanya keanekaragaman seperti ini sangatlah memudahkan bagi orang untuk menentukan pilihan motif yang mereka suka, dan tentunya ini dapat membantu para konsumen untuk lebih mudah lagi mencari motif  yang sejenis. Untuk memperkaya pengetahuan anda memahami pola batik Indonesia, hal ini akan dibagi berdasarkan lokasi kemunculan kerajinan batik di kota-kota di Indonesia termasuk kota Pekalongan. Berikut ini adalah beberapa motif yang telah kami bedakan dari daerah asal batik tersebut dan sedikit penjelasan singkat mengenai kemuncula, teknik dan hal-hal lain yang berkaitan dengan motif ini.

Motif Batik Bali
Motif Batik
Kota bali merupakan pulau yang terletak di bagian timur indonesia yang memiliki pesona yang indah dimata Indonesia dan bahkan dunia. Tidak hanya sekedar candi-candi, dan pantainya yang banyak menjadi perhatian oleh warga, namun Pulau bali ini juga memiliki kesenian membatik. Bali bisa dipastikan memiliki perpaduan corak yang ada didalam negeri maupun luar negeri. Banyaknya wisatawan yang membawa barang-barang yang bermotif ikut mempengaruhi perubahan desain batik di Bali. Adapun batik bali juga dipengaruhi oleh batik dari jawa, seperti batik pekalongan. Bisa dikatakan motif-motif yang ada di bali cukup berani bermain dengan warna yang terang dan berfariatif.

Motif Batik Banyumas
Motif Batik
Motif yang terdapat di daerah Banyumas kebanyakan memiliki bentuk menyerupai tanaman, baik itu bunga, daun dan sejenisnya. Walaupun ada beberapa pembuat batik di banyumas yang membuat batik dengan motif yang berbeda. Batik Banyumas hampir memiliki kesamaan dengan motif Jonasan. Motif Jonasan merupakan kumpulan motif-motif yang tidak tersusun secara geometris dengan penggnaan warna dasar hitam dan coklat. Jika anda mengamati memang akan nampak sedikit berbeda dari biasanya, namun hal ini tentunya sama saja karena motif sangat berfariasi, dan hasilnyapun beragam. Pembahasan batik banyumas dapat dibaca pada artikel lengkapnya yang membahas khusus mengenai motif Banyumas.

Motif Batik Madura
Motif Batik
Secara singkat jika kita perhatikan pada pola batik madura memiliki keunikan tersendiri, motif madura cenderung banyak bermain pada pola-pola yang sederhana namun pola ini dibentuk serapi mungkin hingga menghasilkan motif yang menarik. Motif madura cenderung meyukai warna yang cerah selain itu hal ini dipadukan dengan karya seni mereka seperti membentuk motif binatang dan tumbuhan yang banyak disukai. Proses pembuatannya pun sama seperti batik-batik yang lainnya yaitu secara tradisional, penggunaan pewarnaan yang alami ikut menjadi nilai tersendiri yang dapat meningkatkan nilai jual batik madura di kancah internasional.

Motif Batik Malang
Motif Batik
Batik malang terkenal dengan motif batiknya yang cenderung cerah, misalkan saja warna hijau kemudian di timpa dengan warna putih, kemudian bahan berwarna putih di timpa dengan merah. Rata-rata batik malangan ini ber pola seperti bunga dan tanaman, walaupun memang ada beberapa motif yang menggambarkan kejujuran, keberanian , dan singosari, seperti misalnya motif malangan yang hanya bermain di warna saja tanpa adanya pola yang membentuk sebuah benda.


Motif Batik Pekalongan
Motif Batik
Kebanyakan motif dari pekalongan dipengaruhi oleh kebudayaan china dan ukiran-ukiran dari Cirebon yang dibawa oleh para pedagang yang singgah di Kota Pekalongan, karena letak dari kota Pekalongan sangat strategis sekali dari berbagai negara yang datang untuk sekedar menginap. Sedangkan dari cirebon banyak memperngaruhi batik di Pekalongan dalam bentuk ukiran kayu. Motif yang ada di pekalongan dibagi menjadi 7 motif baik,mereka adalah Jlamprang, buketan, terang bulan, semen, pisan bali, lung-lungan dan sekar jagad. Sedangkan bentuk batiknya lebih menyerupai bunga, binatang, dan daun-daunan.

Motif Batik Solo
Motif Batik
Ciri khas batik dari solo sering disebut batik sogan aka batik yang memiliki motif berwarna kecokltan. Sedangkan motif solo yang ada sekarang ini justru diambil dari sebuah makna filosofi yang kemudian di persembahkan pada sebuah motif. Batik Solo juga masih menerapkan konsep tradisional, dan penggunaan bahan pewarnanya juga sebagian besar masih menggunakan bahan-bahan yang dihasilkan dari dalam negeri, seperti soga jawa dan bahan lainnya.

Motif Batik Tasik
Motif Batik
Batik memang bukan hanya ada di daerah kepulauan jawa saja, batik kini berkembang di berbagai daerah jawa barat , bahkan bali dan dunia. Masing-masing memiliki ciri khas pada motif yang mereka ciptakan. Motif yang ada pada komunitas pebatik di tasik hampir sama dengan kota-kota lainnya, yaitu cenderung banyak bermotif alam flora dan fauna kentaldengan nuansa Parahyangan seperti burung, bunga-bungaan. Sedangkan untuk pewarnaannya, batik tasik memiliki ciri khas merah, coklat, dan hitam.

Motif Batik Aceh
Motif Batik
Sekilas bila dilihat, pada batik Aceh memiliki corak yang cenderung lebih besar dari pola batik lainnya. Motif yang sepertinya menggunakan teknik batik cap, dan ada pula batik tulis dari Aceh yang beraneka ragam. Motifnya cenderung hampir sama dari daerah ke daerah yang lainnya, mereka akan mengambil pola-pola yang menyerupau dengan binatang, bunga, daun-daunan bahkan budaya mereka masing-masing dapat diangkat menjadi tema untama batik yang akan mereka buat. Sedangkan hal lainnya yang melekat pada batik aceh adalah nilai falsafah yang benar-benar mencerminkan masyarakat Aceh itu sendiri.

Motif Batik Cirebon
Motif Batik
Memiliki cirikhas sendiri dalam membuat motif , salah satu motif yang menjadi ciri khas kota Cirebon adalah batik Mega Mendung. Dengan membuat pola sepertu awan yang dibuat secara menyambung menjadi bentuk awan. Motif ini menjadi ciri khas batik di cirebon. Namun kota Cirebon juga menyinpan banyak motif andalan mereka seperti batik kompeni transportasi, batik kupu-kupu, batik ikan laut dan banyak yang lainnya.

Motif Batik Jombang
Motif Batik
Pertama kali muncul batik jombangan sejak tahun 1993, diawali oleh salah seorang warganya yang mencoba membuat sebuah kerajinan batik yang kemudian diikuti oleh warga lainnya. Batik jombang berkiblat kepada solo yang pada waktu itu kaya akan motifnya. Motif jombanga atau jombangan diadaptasikan dengan pola-pola candi arimbi yang terdapat di daerahnya, yang berbentuk segi tiga. Sedangkan penggunaan warna pada batik jombang ini sebagian menggunakan warna alami dan warna hasil sisa limbah.

Motif Batik Banten
Motif Batik
Batik banten mulai dikenal oleh masyarakat sekitar tahun 2002, tentunya banyak sekali hal yang terjadi mengapa batik mulai singgah di kota banten saat itu. Tentu saja  hal ini juga tidak luput dari pengaruh dari daerah-daerah lain yang menginspirasi kota banten ini untuk berani memulai membuat batik. Batik banten sangat beragam diantaranya motif  datulaya, mandalikan, pasulaman dan banyak lagi. Batik ini memiliki warna-warna yang meriah, coba anda perhatikan saja salah satu motif  dari Banten yang dinamakan Pasepen, motif ini memiliki makna Tempat raja Bermeditasi, batiknya digambar kan berpola kota- berjejeran.

Motif Batik Tulungagung
Motif Batik
Batik ini sangat berani dalam memainkan warna, warna yang banyak digunakan unduk membuat batik tulung agung adalah hitam dan coklat, jadi tidak heran apabila ketika anda berkunjung disalah satu butik batik di tulung agung, anda akan mendapati berbagai macam batik warna hitam dan coklat. Motif tulung agung seperti buket ceprik gringsing, buket ceprik pacit ungker. Motif ini merupakan salah satu dari 83 motif yang ada du Tulungagung.

Motif Batik Kediri
Motif Batik
Kota Kediri salah satu kota yang juga melestarikan budaya membatik. Kota kediri juga memiliki ciri khas tersendiri dalam membuat pola dan warnanya. Tidak berbeda jauh dengan motif batik indonesia lainnya,  batik kota Kediri sangat khas dengan bulatan - bulatan kecil yang membuat betuk secara keseluruhan kain batik ini menjadi sangat elegan bila dikenakan. Memang akan terkesan demikian, bahkan apabila sudah bermain warna pasti akan sangat menarik lagi. Motif  kediri yang lainnya juga ada, cukup mengesankan dengan melihat batik yang unik dari Kediri.

Motif Batik Kudus
Motif Batik
Anda seolah-olah akan merasa bahwa anda memiliki presepsi yang berbeda apabila melihat motif kudus. Pasalnya kebanyakan dari batik kudus ini berasal dari Pekalongan, jogjakarta, dan solo, yang riwayatnya dulu banyak pedagang cina yang membawa batik yang dibawa ke kota Kudus. Banyak dari warga pribumi diminta untuk membuatkan batik seperti yang dibawa oleh pedagang cina tersebut. Namun batik kudus tidak terbatas, ada beberapa motif yang berasal dari kudus yang mencerminkan kepribadian kota kudus.

Motif Batik Jepara / Kartini
Motif Batik
Batik Jepara bisa dibedakan menjadi dua jenis, motif lama dan motif baru. batik jepara lama memiliki pola dengan warna lung hitam, gajah coklat, flora dan fauna daun ulir hijau dan lainnya. Kemudian  batik baru Jepara adalah batik tulis yang banyak variasinya. Jepara sendiri juga terkenal dengan sebutan Batik kartini. Anda akan menemukan berbagai macam motif di kota Jepara.

Banyak sekali ragam motif batik di Indonesia, hampir seluruh kota yang ada di Indonesia memiliki motif  yang mencerminkan daerahnya masing-masing. Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan, kesenian dan kekayaan alam kita. Pada waktu UNESCO mendeclare bahwa Batik sebagai warisan Budaya Indonesia, nama batik ini kian populer di telinga masyarakat Indonesia dan dunia.
(sumber artikel : http://motifbatikindonesian.blogspot.com/)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151

Selasa, 11 Juni 2013

Batik Khas Madura - Batik Tanjung Bumi

Batik Khas Madura - Batik Tanjung Bumi

Batik Khas Madura dari Tanjung Bumi merupakan pesona batik nusantara dari Pulau Madura yang telah menjadi khas orang indonesia dan telah menjadi kebiasaan umum untuk digunakan dalam perayaan tertentu ataupun hanya sekedar untuk pakaian sehari-hari. Batik indonesia telah diakui sebagai salah satu pakaian budaya indonesia oleh UNESCO dan ditetapkan tanggal 2 Oktober sebagai hari Batik Nasional. (Sumber: arumsekartaji.wordpress.com).

Batik Tanjung Bumi Madura merupakan salah satu dari sekian produk batik dari berbagai produsen batik di seluruh negeri yang notabene mempunyai motif tersendiri dalam hal pengemasan batik yang diimplementasikan ke dalam selembar kain untuk selanjutnya di motif sesuai dengan apa yang telah ada sebelumnya. Batik dengan ciri tertentu inilah yang menjadi sumber kekayaan berbagai macam model cara pembuatan batik di Indonesia.

Batik Khas Madura sebagaimana batik pada umumnya membutuhkan kehalusan, keuletan, kesabaran, ketelatenan tingkat tinggi agar tercipta kain batik yang benar-benar berkualitas. Belajar cara membuat batik-pun membutuhkan waktu yang tidak sedikit bahkan mungkin membutuhkan waktu sekitar 1 tahun agar benar-benar tau bagaimana proses membatik yang benar dengan tidak meninggalkan motif yang telah menjadi turun temurun dikalangan para pembatik. Batik Madura lebih terkenal di daerah Tanjung Bumi sebagai salah satu pembuat bahkan produsen batik di Madura yang motifnya bagus dan sering dipakai oleh para pejabat ketika menghadiri acara penting sebagai salah satu pakaian santai ataupun resmi.

Batik Madura yang terletak di Kecamatan Tanjung Bumi Kabupaten Bangkalan ini mempunyai beberapa keunikan dibanding dari daerah lainnya di Indonesia, salah satu motif yang sering digunakan adalah motif burung, kupu-kupu, kapal, perahu, udang dan lain sebagainya dan jika ditotal maka keseluruhan motif Batik Tanjung Bumi ini mencapai sekitar 100 Motif. (Sumber: http://zkarnain.tripod.com/SBAYA-13.HTM).

Harga dari Batik Pulau Madura ini bermacam-macam mulai dari yang paling murah hingga yang paling mahal yaitu sekitar 1 juta keatas. Mungkin alasan salah satunya karna kualitas dari kain batik itu sendiri dan lamanya dalam hal membatik serta motifnya yang sulit. Batik tulis Tanjung Bumi jauh lebih mahal dibanding batik dengan memakai Tehnik Cetak dikarenakan dengan memakai Tehnik mencetak lebih mudah dan lebih cepat pembuatannya daripada dengan Batik dengan tangan untuk menulis di atas selembar kain.

Kain Batik yang telah di tulis tak lantas di pasarkan atau langsung dipakai, batik tersebut di cuci agar lilin yang melekat dalam tulisan tadi berkurang dan tidak meninggalkan sisa jika dipakai oleh pengguna batik. Lilin dalam hal ini memang merupakan salah satu bahan dasar dalam hal membatik dan itu salah satu sebab kenapa tiap kali membatik, seseorang harus segera merendamnya kembali ke tungku tinta batik agar tidak mengeras sehingga dapat menyulitkan dalam hal proses penulisan pada media kain batik. Tinta batik yang dipakai dalam keadaan panas, terlebih dahulu di tiup agar sedikit mengurangi panas yang dapat menyebabkan kain menjadi melepuh jika dipaksakan dalam keadaan suhu tinggi.

Jika anda ingin memiliki batik Madura, akan lebih baik mengunjungi Pusat Batik Madura di daerah Kecamatan Tanjung Bumi dan melihat langsung bagaimana Batik Tanjung Bumi dibuat dengan proses yang cukup rumit dan tentunya proses pembuatan batik ini membutuhkan waktu lebih dari 1 hari serta disarankan untuk menginap entah didaerah Kecamatan Tanjung Bumi atau di Kota Bangkalan tepatnya di Hotel Ningrat.

Tanjung Bumi sebagai sentra penghasil batik di bangkalan yang menjadi ikon batik khas madura lokasinya mudah dijangkau sebagaimana jika diliat dari peta digital dibawah ini dan jika lelah berkeliling disarankan untuk mengunjungi Pantai Siring Kemuning yang juga masih dalam satu wilayah jadi sekalian bisa refreshing menikmati indahnya desiran ombak di salah satu Pantai Terindah Pulau Madura.
(sumber artikel : http://www.tretans.com/2012/09/batik-khas-madura-batik-tanjung-bumi.html)


Anda Butuh Batik Madura Yang Bagus? Kunjungi Batik Madura Online
Alamat Kantor Kami :
Toko Online Bumi Barokah
Jl. Sumber kembar Dsn. Bungbaruh Ds. Kertagena Daya Kec. Kadur Kab. Pamekasan Madura Jawa Timur 69355
HP: 085257293079 / 0817317151